Jasa Digital Marketing UMKM

Jasa Press Release Portal Berita

Kuliner Kaki Lima Jawa Timur, Magnet Baru Wisatawan Domestik dan Mancanegara

 

Street Food Tour di Jawa Timur Jadi Favorit Wisatawan

Wayah Sinau - Jawa Timur dikenal bukan hanya karena keindahan alam dan kekayaan budayanya, tapi juga karena kekuatan kuliner pinggir jalan yang memikat. Dari Surabaya hingga Banyuwangi, street food atau jajanan kaki lima di provinsi ini menawarkan pengalaman yang sulit dilupakan. Murah, lezat, dan otentik—itulah alasan mengapa street food tour di Jawa Timur semakin jadi incaran wisatawan lokal dan mancanegara.


Kekayaan Rasa yang Penuh Cerita

Setiap sudut kota di Jawa Timur memiliki sajian khas yang kuat identitasnya. Surabaya terkenal dengan rujak cingur, lontong balap, dan tahu tek. Malang punya cwie mie, cilok, dan aneka gorengan malam hari. Sementara Banyuwangi menawarkan sego tempong dan pecel pitik yang pedasnya menampar lidah.

Kuliner kaki lima ini bukan sekadar makanan murah. Di balik racikan bumbu dan kesederhanaan penyajian, tersimpan cerita tentang warisan budaya, sejarah keluarga, hingga inovasi rasa dari para pedagang yang setia menjaga tradisi.


Murah Meriah, Kaya Cita Rasa

Dengan harga mulai dari Rp5.000 hingga Rp20.000, wisatawan bisa mencicipi kuliner legendaris yang dibuat langsung oleh ahlinya. Bahkan banyak warung kaki lima di Jawa Timur yang sudah bertahan lebih dari satu generasi, seperti rawon setan di Surabaya atau nasi bebek Sinjay dari Madura yang kini dikenal se-Indonesia.

Harga yang ramah di kantong ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi backpacker, pelajar, atau wisatawan yang ingin berwisata kuliner tanpa harus menguras dompet. Ditambah lagi, porsi yang mengenyangkan dan rasa yang otentik membuat kuliner jalanan di Jawa Timur tak kalah saing dengan restoran ternama.


Kenapa Street Food Tour di Jawa Timur Jadi Favorit Wisatawan?
Street Food Atau Kuliner Jawa Timur (Sumber:IDN Times Jatim)


Pengalaman Wisata yang Nyata dan Akrab

Salah satu keunikan street food tour adalah suasananya yang hidup. Duduk di bangku plastik, dikelilingi aroma masakan dari wajan panas, dan mendengar obrolan warga lokal—itu semua adalah pengalaman yang tidak bisa diperoleh dari tempat makan formal.

Di Surabaya, kawasan G-Walk dan Jalan Kranggan terkenal sebagai pusat street food malam hari. Di Malang, kawasan Alun-Alun dan Jalan Semeru menjadi tempat wajib untuk mencicipi jajanan lokal. Wisatawan tidak hanya datang untuk makan, tapi juga untuk menikmati suasana kota secara langsung, bersosialisasi, bahkan belajar budaya dari para penjual.


Mudah Diakses dan Ada di Mana-mana

Street food di Jawa Timur mudah dijumpai kapan saja, di mana saja. Baik pagi, siang, atau malam, selalu ada warung, gerobak, atau tenda makanan yang siap menyambut. Dari gang kecil hingga jalan utama, kuliner pinggir jalan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat.

Bahkan di kota-kota kecil seperti Nganjuk, Blitar, atau Lumajang, wisatawan tetap bisa menemukan makanan lokal yang khas. Contohnya nasi pecel daun jati di Kediri atau sate kelopo di Sidoarjo yang tak kalah lezat dari makanan di kota besar.


Viral di Media Sosial, Didukung Pemerintah Daerah

Popularitas street food tour di Jawa Timur juga didorong oleh media sosial. Banyak konten kreator kuliner yang mempopulerkan makanan kaki lima seperti tahu petis, sate kerang, atau nasi jagung Madura melalui TikTok dan Instagram. Video singkat yang menggambarkan proses memasak, ekspresi mencicipi, dan review jujur memperkuat daya tarik street food bagi generasi muda.

Pemerintah daerah juga turut andil melalui festival kuliner, seperti Festival Jajanan Rakyat di Banyuwangi, Festival Pecel di Madiun, dan program UMKM kuliner yang diberi tempat khusus di pusat kota atau kawasan wisata.




Beragam, Fleksibel, dan Selalu Baru

Satu keunggulan lain dari street food adalah fleksibilitasnya. Tidak seperti restoran yang memiliki menu tetap, jajanan kaki lima seringkali menghadirkan inovasi. Ada martabak rasa rendang, susu jahe kekinian, hingga kopi tubruk rempah yang dipadukan dengan tren masa kini.

Karena ragamnya yang banyak, wisatawan bisa mencoba banyak jenis makanan dalam satu malam. Dari makanan berat, camilan, sampai minuman, semua tersedia di satu lokasi. Tidak mengherankan jika wisatawan rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mencicipi semua yang ada.


Street Food Jawa Timur, Lebih dari Sekadar Makanan

Street food tour di Jawa Timur adalah gabungan dari rasa, suasana, dan cerita. Ini bukan hanya soal makan di pinggir jalan, tapi tentang menjelajah budaya dari sudut yang paling membumi. Wisatawan tak hanya mencicipi makanan, tapi juga mengenal lebih dekat kehidupan warga, semangat berdagang, hingga tradisi kuliner yang sudah ada puluhan tahun.

Bagi banyak orang, kenangan tentang Jawa Timur tidak hanya tentang pantai, gunung, atau kota tuanya—tetapi juga tentang semangkuk soto Lamongan, pedasnya sego tempong, dan suara penggorengan tahu di malam hari. Itulah yang membuat street food tour di Jawa Timur begitu spesial—rasa yang melekat, pengalaman yang membekas.


(Artikel ini ditulis oleh Jenia)

Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang