Strategi Branding untuk UMKM di Jawa Timur: Membangun Daya Saing di Era Digital
Wayah Sinau - Persaingan di era digital tidak hanya menuntut kualitas produk unggul, namun juga citra dan identitas yang kuat di mata konsumen. Di tengah tantangan tersebut, pelakon Usaha Mikro, Kecil, serta Menengah (UMKM) di Jawa
Timur didorong buat meningkatkan strategi branding selaku pilar berarti dalam tingkatkan energi saing. Melalui berbagai program dan sinergi lintas sektor, branding kini tidak lagi dianggap
sebagai aspek pelengkap. Sebaliknya, branding menjadi bagian integral dalam proses transformasi UMKM, terutama saat harus bersaing di ranah digital yang serba cepat dan kompetitif.
Pentingnya Branding dalam Meningkatkan Daya Saing
Bagi Berdasarkan informasi Dinas Koperasi serta UKM Provinsi Jawa Timur, ada lebih dari 9 juta pelakon UMKM aktif di daerah ini. Namun hanya sebagian kecil yang telah menerapkan strategi branding untuk UMKM secara terstruktur.
Rina Kartika, Kepala Bidang Pengembangan Usaha Diskop UKM Jatim menyampaikan bahwa sebagian besar pelaku usaha masih menganggap branding sekadar soal logo atau desain kemasan. "Padahal branding adalah
bagaimana membangun persepsi positif di benak konsumen, melalui pengalaman, narasi, dan konsistensi identitas," jelasnya saat pelatihan Branding Digital UMKM di Surabaya, awal Juli 2025.
Dalam konteks saat ini, branding menjadi nilai tambah yang membedakan satu produk dengan yang lain. Konsumen tidak lagi hanya membeli barang, tetapi juga cerita, nilai, dan identitas dari produk tersebut.
Strategi Branding Digital UMKM: Langkah Nyata di Lapangan
Konsistensi Identitas Merek
Salah satu elemen utama dari branding merupakan melindungi konsistensi elemen visual serta pesan merk. Ini mencakup logo, palet warna, tipografi, hingga gaya komunikasi. Identitas merek yang konsisten memudahkan pelanggan mengenali dan mengingat produk, sekaligus membangun kepercayaan.
Cerita Merek dan Konten Kreatif
Brand yang kuat memiliki narasi yang otentik. UMKM di Jawa Timur didorong untuk menggali nilai budaya lokal, proses produksi unik, atau dampak sosial yang dihasilkan produk mereka. Cerita ini kemudian dikemas dalam bentuk
konten visual semacam gambar video pendek, ataupun testimoni pelanggan. Salah satu contoh sukses adalah UMKM kopi dari Blitar yang menggunakan video storytelling di TikTok untuk menunjukkan proses pemetikan biji kopi dan
pengolahan manual. “Orang ingin tahu asal-usul produk mereka. Video pendek dengan cerita nyata membuat pelanggan merasa terhubung,” ujar Danu Hidayat, pelaku UMKM milenial.
Optimalisasi Media Sosial
Platform seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp Business menjadi saluran komunikasi utama yang sangat efektif untuk UMKM. Selain gratis, media sosial memungkinkan interaksi langsung dengan pelanggan, serta menjadi ruang untuk membangun brand awareness secara cepat.
Untuk itu, pelaku UMKM perlu memahami strategi pemasaran digital dasar: mulai dari visualisasi produk, caption yang menggugah, hingga frekuensi unggahan yang konsisten. Ini merupakan bagian berarti dari branding digital UMKM yang terus menjadi relevan di masa saat ini
Peran Pemerintah Jawa Timur dalam Mendorong Branding UMKM
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) serta Diskop UKM, turut berperan aktif dalam memperkuat kapabilitas branding UMKM.
Beberapa inisiatif seperti Digital Branding Bootcamp, UMKM Go Digital, serta kemitraan dengan universitas telah dilakukan untuk memberikan pendampingan langsung.
“Kami memfasilitasi pelatihan yang tidak hanya membahas teori, tetapi juga studi kasus dari UMKM lokal yang berhasil meningkatkan omzetnya berkat branding digital,” ujar Arif Budiman, Koordinator Literasi Digital Diskominfo Jatim.
Program-program ini telah menjangkau pelaku usaha di berbagai daerah, termasuk kota besar seperti Surabaya dan Malang, serta wilayah dengan potensi ekonomi khas seperti Banyuwangi dan Pacitan.
![]() |
Pelaku UMKM Jawa Timur mengikuti pelatihan strategi branding digital untuk meningkatkan daya saing produk lokal. |
Kolaborasi, Ekonomi Kreatif, dan Masa Depan UMKM
Ke depan, branding UMKM di Jawa Timur diharapkan dapat bersinergi dengan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. Produk khas daerah seperti batik Tuban, kerajinan kulit Magetan, atau olahan laut Sidoarjo bisa dikemas secara
profesional untuk menembus pasar nasional bahkan global. Sinergi ini memerlukan kolaborasi aktif antar pelaku usaha, komunitas kreatif, hingga
akademisi. Generasi muda juga diharapkan mengambil peran sebagai digital talent yang mampu membantu UMKM dalam produksi konten, manajemen media sosial, dan analisis pasar.
FAQ seputar Strategi Branding untuk UMKM
Apa itu strategi branding untuk UMKM?
Strategi branding adalah upaya membangun identitas merek yang kuat dan konsisten agar produk UMKM mudah dikenali, diingat, dan dipercaya oleh konsumen.
Mengapa branding penting untuk UMKM di era digital?
Karena branding membedakan produk di tengah persaingan online, membangun persepsi positif, serta mendukung pemasaran digital yang lebih efektif.
Apa saja contoh strategi branding digital UMKM?
Contohnya meliputi storytelling produk, konsistensi visual (logo, warna, kemasan), aktif di media sosial, hingga kolaborasi dengan konten kreator lokal.
Bagaimana peran pemerintah Jawa Timur dalam mendukung branding UMKM?
Pemerintah memberikan pelatihan, pendampingan, dan program seperti UMKM Go Digital untuk membantu pelaku usaha memahami dan menerapkan strategi branding.
Apa manfaat jangka panjang dari branding yang kuat bagi UMKM?
Branding membantu menciptakan loyalitas konsumen, meningkatkan nilai jual produk, memperluas pasar, serta meningkatkan daya tahan usaha dalam jangka panjang.
Dengan potensi yang sangat besar dan dukungan ekosistem yang semakin kuat, UMKM di Jawa Timur berada pada momentum strategis untuk naik kelas. Branding yang kuat tidak hanya membantu meningkatkan penjualan, tetapi juga
memperkuat daya tahan usaha terhadap krisis dan dinamika pasar. Melalui kolaborasi, pelatihan, dan adopsi strategi branding digital yang tepat, UMKM dapat menjangkau lebih luas dan bertahan lebih lama. “Kunci keberhasilan
UMKM bukan hanya pada kualitas produk, tetapi juga pada bagaimana produk itu dikomunikasikan. Branding adalah jembatan antara usaha dan pasar,” tegas Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim dalam Forum UMKM Digital 2025.
Artikel ini ditulis oleh Ika Kurnia Sari, Team Internship Wayah Sinau Web ID