Nikmatnya Kuah Rempah Soto Banyuwangi dari Ujung Timur Jawa
Oleh
ika kurnia
Menggugah Pagi dengan Semangkuk Soto yang Sarat Tradisi
Wayah Sinau - Di sudut kota Banyuwangi, pagi hari bukan hanya tentang matahari yang enggan menampakkan diri di balik kabut tipis. Di sela deru sepeda motor dan hiruk-pikuk pasar, ada aroma yang menguar hangat dari dapur-dapur kecil: kuah soto yang siap menyapa perut kosong dan hati yang
rindu kampung halaman. Soto Banyuwangi bukan sekadar menu sarapan. Ia adalah bagian dari rutinitas, dari kisah keluarga, dari meja-meja sederhana yang mempersatukan tawa, cerita, dan rasa. Semangkuk soto bisa jadi pelipur rindu, sekaligus perkenalan pertama bagi siapa pun yang ingin memahami cita rasa Banyuwangi lebih dalam.
Apa yang Membuat Soto Banyuwangi Istimewa?
Kuah Bening, Rasa Mendalam
Salah satu ciri khas utama dari soto tradisional Banyuwangi adalah kuahnya yang tampak sederhana—bening, tanpa santan, tanpa koya seperti soto Lamongan. Tapi justru di balik beningnya kuah ini, tersimpan lapisan rasa yang dalam.
Ada gurih yang membelai lidah, ada harum rempah yang menyapa sebelum suapan pertama, dan ada kehangatan yang menyusup perlahan dari tenggorokan ke dada.
Dalam mangkuknya, soto ini biasanya berisi nasi hangat yang dicampur langsung, suwiran ayam atau potongan daging sapi, taburan serundeng kelapa, daun seledri, dan bawang goreng. Satu sendok sambal, seiris jeruk nipis—selesai sudah. Tak rumit, tapi membekas.
Rempah-rempah Tradisional Sebagai Kunci
Rahasia di balik kelezatan soto Banyuwangi terletak pada racikan bumbu yang diwariskan turun-temurun. Campuran kemiri, kunyit, bawang putih, jahe, dan serai ditumis terlebih dahulu hingga harum, lalu disatukan dengan kaldu tulang ayam atau sapi yang dimasak berjam-jam.
Hasil akhirnya adalah kuah yang ringan tapi penuh karakter—tidak membebani lidah, tapi kaya rasa. Beberapa warung bahkan menambahkan lengkuas dan daun jeruk untuk sentuhan aroma segar yang khas. Dalam setiap sendok kuahnya, kita tak hanya menikmati rasa, tapi juga warisan dari dapur nenek-nenek dulu.
Tradisi Makan Soto yang Mengakar
Dari Warung ke Warung, Resep Turun-Temurun
Mencicipi soto Banyuwangi tak lengkap tanpa berkunjung langsung ke warung-warung legendarisnya. Di daerah Singonegaran, Soto Ayam Bu Har masih mempertahankan rasa sejak 1980-an. Di sisi lain, dekat Pasar Banyuwangi, Soto Daging Pak Karman selalu dipadati pelanggan sejak pagi buta.
Yang menarik, suasana warung ini tak banyak berubah: bangku kayu panjang, dinding yang mulai menguning, dan aroma khas soto yang menyambut sejak langkah pertama masuk. Di sana, tidak ada “rahasia dapur”—yang ada hanyalah komitmen menjaga rasa dan tradisi.
Soto untuk Semua: Kenyang dan Bersahabat di Kantong
Salah satu alasan mengapa soto Banyuwangi menjadi makanan khas Jawa Timur yang dicintai semua kalangan adalah karena harganya yang merakyat. Dengan Rp10.000–Rp20.000, Anda sudah bisa mendapatkan semangkuk soto hangat dengan porsi yang cukup besar.
Tak hanya itu, warung soto juga biasanya menyediakan tambahan lauk seperti tempe goreng, perkedel kentang, atau telur asin. Cocok disantap dari pagi hingga menjelang siang, apalagi setelah menyusuri pasar atau habis mendaki kaki Gunung Ijen.
Semangkuk soto Banyuwangi dengan kuah bening dan potongan daging ayam
Makanan Khas Jawa Timur yang Tak Lekang oleh Waktu
Bagi masyarakat Banyuwangi, soto bukan hanya makanan, tapi juga simbol keakraban. Banyak keluarga yang menjadikan soto sebagai menu wajib saat akhir pekan. Anak-anak pulang ke rumah orang tua, lalu sarapan bersama dengan obrolan panjang dan tawa kecil di sela suapan.
Bahkan banyak perantau mengaku bahwa yang pertama kali mereka cari saat pulang kampung adalah semangkuk soto di warung favorit masa kecil. Di situlah kenangan dikumpulkan kembali, lewat rasa yang tak pernah berubah.
FAQ Seputar Soto Banyuwangi
Apa bedanya soto Banyuwangi dengan soto lainnya di Jawa Timur?
Kuah soto Banyuwangi lebih bening dan ringan, tidak menggunakan koya atau santan, dengan racikan rempah yang khas dan menyegarkan.
Apakah soto Banyuwangi selalu menggunakan ayam?
Tidak. Beberapa warung menyajikan varian daging sapi atau jeroan, tergantung selera pelanggan.
Kapan waktu terbaik menikmati soto Banyuwangi?
Pagi hari hingga menjelang siang, saat udara masih sejuk dan perut kosong untuk diisi kehangatan.
Apakah soto Banyuwangi termasuk makanan halal?
Sebagian besar warung soto menggunakan bahan halal seperti ayam dan sapi, sehingga aman untuk dikonsumsi.
Apakah soto Banyuwangi bisa ditemukan di luar daerah?
Beberapa perantau membawa resep keluarga dan membuka warung di kota-kota besar, tapi tetap, rasa asli paling terasa saat disantap langsung di Banyuwangi.
Artikel ini ditulis oleh Ika Kurnia Sari, Team Internship Wayah Sinau Web ID