Jasa Digital Marketing UMKM

Jasa Press Release Portal Berita

Eco Travel: Tren Wisata Ramah Lingkungan

Eco Travel Tren Wisata Ramah Lingkungan


Wayah Sinau - Ketika kekhawatiran akan krisis iklim dan kerusakan lingkungan semakin meningkat, gaya hidup ramah lingkungan turut merambah dunia pariwisata. Salah satu tren yang tengah berkembang pesat adalah eco travel atau wisata ramah lingkungan. Bukan hanya sekadar gaya hidup, eco travel kini menjadi pilihan sadar bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam tanpa merusaknya.

Eco travel tidak hanya memberikan pengalaman baru dalam menjelajah destinasi, tetapi juga mengedepankan keberlanjutan, konservasi, dan keterlibatan masyarakat lokal. Dari hutan tropis hingga desa-desa terpencil, tren ini mengubah wajah industri pariwisata secara perlahan namun pasti.


Apa Itu Eco Travel?

Definisi dan Filosofinya

Eco travel adalah konsep perjalanan yang menekankan pada tanggung jawab terhadap lingkungan, pelestarian budaya, dan kontribusi terhadap ekonomi lokal. Istilah ini lahir dari kesadaran bahwa pariwisata konvensional kerap menyisakan dampak negatif, seperti limbah, polusi, dan kerusakan ekosistem.

Perbedaan dengan Wisata Biasa

Tidak seperti wisata massal yang berorientasi pada fasilitas mewah dan konsumtif, eco travel fokus pada pengalaman otentik dan berkelanjutan. Wisatawan didorong untuk berinteraksi langsung dengan alam dan masyarakat, menggunakan moda transportasi rendah emisi, serta menghindari penggunaan plastik sekali pakai.


Dampak Positif Eco Travel

1. Pelestarian Lingkungan

Eco travel berkontribusi langsung pada pelestarian lingkungan melalui kegiatan konservasi dan pengurangan dampak ekologis. Banyak destinasi eco travel berada di kawasan lindung seperti taman nasional dan cagar alam, yang keberadaannya justru terjaga berkat partisipasi wisatawan yang bertanggung jawab.

Contoh Praktik:

  • Penggunaan eco-lodge berbahan alami dan energi terbarukan.
  • Aktivitas wisata seperti penanaman pohon atau pembersihan pantai.
  • Edukasi kepada wisatawan tentang keanekaragaman hayati.

2. Dukungan terhadap Komunitas Lokal

Eco travel membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal. Mereka tidak hanya menjadi penerima manfaat, tapi juga pelaku utama. Dari homestay, kerajinan, hingga kuliner tradisional, semua menjadi bagian dari ekosistem wisata berkelanjutan.

Studi Kasus:

  • Desa Wisata Pentingsari, Yogyakarta: Mengembangkan homestay berbasis budaya dan pertanian organik.
  • Kampung Arborek, Raja Ampat: Menjadi percontohan ekowisata bahari berbasis konservasi terumbu karang.

3. Kesadaran Global terhadap Isu Iklim

Melalui eco travel, wisatawan dari berbagai belahan dunia menjadi lebih sadar akan urgensi menjaga lingkungan. Perjalanan pun menjadi ruang refleksi dan edukasi mengenai isu-isu perubahan iklim, deforestasi, serta krisis air dan energi.


Tantangan Eco Travel di Indonesia

Edukasi dan Perilaku Wisatawan

Meski tren eco travel kian berkembang, tidak semua wisatawan memiliki pemahaman yang cukup. Banyak yang masih abai terhadap aturan lingkungan, seperti membuang sampah sembarangan atau mengganggu habitat satwa.

Solusi yang Diperlukan:

  • Penyedia wisata harus memberikan briefing lingkungan kepada pengunjung.
  • Papan edukatif di area wisata harus disediakan secara informatif dan menarik.
  • Pemerintah dapat menjalankan kampanye nasional tentang wisata berkelanjutan.

Infrastruktur yang Belum Merata

Kendala utama pengembangan eco travel di Indonesia adalah minimnya infrastruktur ramah lingkungan. Di beberapa wilayah, akses transportasi, sanitasi berkelanjutan, dan pengelolaan limbah masih menjadi tantangan besar.

Peran Pemerintah dan Swasta:

  • Pemerintah daerah perlu mendorong pembangunan infrastruktur hijau.
  • Swasta dapat berinvestasi dalam teknologi bersih dan pelatihan masyarakat lokal.
  • Kemitraan antar sektor menjadi kunci keberhasilan ekowisata jangka panjang.

Eco Travel Tren Wisata Ramah Lingkungan
ECO travel di Indonesia (Sumber: IDN Times)


Destinasi Eco Travel Unggulan di Indonesia


1. Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah

Wisatawan dapat menyusuri sungai dengan perahu klotok untuk melihat orangutan liar di habitat aslinya, sambil mendukung konservasi hutan hujan tropis.

2. Green Village Bali

Kawasan pemukiman yang sepenuhnya dibangun dari bambu, dengan sistem air daur ulang dan pengelolaan limbah terpadu. Menawarkan pengalaman menginap di alam terbuka dengan fasilitas modern yang tetap ramah lingkungan.

3. Hutan Mangrove Wonorejo, Surabaya

Salah satu bentuk eco travel perkotaan. Destinasi ini mengenalkan pentingnya hutan mangrove dalam mitigasi perubahan iklim dan abrasi pantai.


Tips Menjadi Wisatawan Ramah Lingkungan

Praktik Sederhana yang Berdampak Besar

  • Gunakan perlengkapan sendiri: Botol minum, alat makan, dan tas belanja guna ulang.
  • Pilih akomodasi hijau: Cari penginapan dengan sertifikasi ramah lingkungan.
  • Kurangi jejak karbon: Gunakan transportasi umum, sepeda, atau berjalan kaki.
  • Dukung produk lokal: Beli oleh-oleh dari warga setempat, bukan produk massal impor.
  • Hargai budaya dan adat istiadat: Berpakaian sopan dan mengikuti aturan lokal.


Saatnya Beralih ke Eco Travel

Eco travel bukan sekadar tren, melainkan bagian dari gerakan global untuk menyelamatkan bumi. Ketika industri pariwisata dijalankan dengan hati-hati dan bertanggung jawab, ia bisa menjadi kekuatan besar dalam menjaga alam, memberdayakan masyarakat, dan memperkaya pengalaman manusia.

Dengan memilih eco travel, kita tidak hanya menjadi pelancong, tetapi juga penjaga bumi. Mari mulai perjalanan dengan langkah bijak, karena masa depan alam berada di setiap keputusan kita saat berwisata.

(Artikel ini ditulis oleh Jenia)

Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang