Jasa Digital Marketing UMKM

Jasa Press Release Portal Berita

UMKM NTB Naik Kelas – Dari Pasar Lokal ke Etalase Nasional

UMKM NTB Naik Kelas – Dari Pasar Lokal ke Etalase Nasional

UMKM NTB Tak Lagi Hanya Bermain di Kandang Sendiri

Wayah Sinau - Nusa Tenggara Barat perlahan mulai memantapkan langkah sebagai salah satu lumbung produk unggulan daerah yang mampu menembus pasar nasional. Dulu, hasil panen lokal seperti madu hutan Sumbawa atau kerajinan tenun hanya dikenal oleh wisatawan atau dibawa sebagai oleh-oleh 

antarpulau. Kini, produk-produk tersebut telah hadir di rak swalayan besar, e-commerce nasional, bahkan menjadi langganan lembaga pemerintahan di luar NTB. Kebangkitan ini bukanlah suatu kebetulan, melainkan buah dari sinergi 

panjang antara pelaku usaha, dukungan pemerintah, dan adaptasi terhadap tren digital. Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) NTB mulai menemukan pijakan yang lebih kuat di panggung bisnis nasional.


Produk Lokal NTB Kini Masuk Etalase Nasional

Keberhasilan UMKM NTB tak lepas dari inovasi dan keberanian para pelakunya dalam memasarkan produk lokal NTB secara lebih profesional. Sebut saja Nurul Aini, produsen kopi robusta asal Bayan, Lombok Utara. Usaha kecil yang ia mulai 

dari pasar desa kini telah menjual ratusan kilogram kopi bubuk ke berbagai reseller di Surabaya dan Jakarta. Produk “Kopi Samba” miliknya bahkan lolos kurasi di ajang pameran kopi nasional. “Dulu hanya dijual di sekitar rumah. Tapi 

setelah pelatihan kemasan dan digital marketing, saya mulai coba kirim sampel ke luar daerah,” jelasnya. Kisah serupa datang dari Ahmad Basyir, pengrajin mutiara asal Mataram. Dengan memanfaatkan media sosial yang dikelola 

anaknya, ia kini rutin menerima pesanan dari Makassar, Palembang, hingga Yogyakarta. Sertifikasi keaslian dan mutu tetap ia jaga, meskipun pesanan datang dari luar daerah. Kisah-kisah seperti ini menjadi bukti nyata bahwa ketika produk lokal NTB dikemas dengan tepat, pasar akan terbuka luas.


Ekosistem dan Peran Pemerintah dalam Pemberdayaan UMKM

Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTB mencatat bahwa lebih dari 5.000 UMKM kini telah terhubung dengan sistem e-katalog lokal maupun nasional. Sekitar 800 di antaranya secara rutin menyuplai produk ke instansi pemerintah dan mitra swasta lintas provinsi.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM NTB, Ahmad Masnun, menyatakan bahwa pendekatan pemerintah kini tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga distribusi dan akses pasar. “Kami tidak hanya membina, tapi juga 

menghubungkan. Pelatihan digital marketing, sertifikasi halal dan PIRT, hingga pendampingan ekspor terus kami dorong,” ungkapnya. Pemerintah desa pun kini mulai memainkan peran strategis melalui Badan Usaha Milik Desa 

(BUMDes), yang menggandeng UMKM lokal dalam ekosistem distribusi dan promosi. Program CSR dari BUMN juga turut memberikan akses pembiayaan dan pelatihan yang relevan.


Tantangan di Balik Peluang

Meski geliat pertumbuhan terasa kuat, pelaku UMKM NTB tetap menghadapi tantangan klasik. Keterbatasan modal, biaya logistik antar pulau, dan literasi digital yang belum merata menjadi penghambat utama.

Nurul Aini mengaku pernah kewalahan menerima pesanan karena keterbatasan alat roasting dan tenaga kerja. Bahkan, ia sempat salah kirim pesanan karena belum terbiasa dengan sistem ekspedisi online.

Biaya pengiriman ke luar pulau juga menjadi masalah besar, terutama untuk produk-produk dengan nilai jual rendah. Untuk menjawab tantangan ini, koperasi lokal mulai menggagas model pengiriman kolektif dan pelatihan adaptif yang sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.


Dari Pasar Nasional ke Peluang Ekspor

Seiring dengan terbukanya pasar nasional, beberapa UMKM NTB telah mulai merambah pasar ekspor. Tenun dari Lombok Barat sudah masuk ke Malaysia, kopi robusta NTB dipasarkan ke Jepang, dan produk herbal asal Sumbawa kini 

telah dikirim ke Arab Saudi. Pengamat UMKM dari Universitas Mataram, Sri Handayani, menyatakan bahwa perubahan pola pikir menjadi faktor kunci. “Kini pelaku usaha tak lagi sekadar berjualan, tapi mulai membangun merek dan 

bermitra dengan pembeli besar. Ini indikasi bahwa UMKM NTB sedang naik kelas,” jelasnya. Posisi geografis NTB yang strategis dan kekayaan alam yang khas menjadikan provinsi ini memiliki modal besar untuk terus berkembang.


FAQ – Seputar UMKM NTB Naik Kelas

Apa faktor utama yang mendorong UMKM NTB menembus pasar nasional?

Faktor utamanya adalah peningkatan kualitas produk, pemasaran digital, dukungan pelatihan dari pemerintah, serta sistem e-katalog yang menghubungkan UMKM ke pasar nasional.

Apakah semua UMKM di NTB bisa masuk pasar nasional?

Tidak semua, namun semakin banyak UMKM yang naik kelas karena mendapatkan akses pembinaan, legalitas usaha, dan pelatihan digital marketing.


Apa peran BUMDes dalam pengembangan UMKM NTB?

BUMDes membantu pelaku UMKM memasarkan produk, membangun rantai distribusi, hingga menjembatani akses pembiayaan.


Bagaimana tantangan logistik diatasi?

Beberapa koperasi mulai menerapkan sistem pengiriman kolektif, dan pelatihan digital diberikan untuk memperlancar proses pengiriman online.


Apakah ada UMKM NTB yang sudah ekspor?

Ya. Beberapa produk seperti tenun, kopi, dan herbal asal NTB telah berhasil memasuki pasar ekspor ke Malaysia, Jepang, dan Arab Saudi.


UMKM NTB tengah berada di jalur yang menjanjikan. Dari yang semula bermain di pasar lokal, kini telah berani tampil di etalase nasional. Dengan dukungan ekosistem yang tepat dan semangat adaptasi yang tinggi, bukan tidak mungkin NTB akan menjadi model keberhasilan pemberdayaan ekonomi lokal berbasis UMKM di Indonesia timur.

Ke depan, sinergi antara pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, dan institusi pendidikan perlu terus ditingkatkan. Karena kemajuan UMKM bukan hanya soal bisnis, tapi juga tentang kebanggaan dan identitas daerah yang dibawa hingga ke panggung nasional, bahkan global.

Artikel ini ditulis oleh Ika Kurnia Sari, Team Internship Wayah Sinau Web ID
Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang