Strategi Pengemasan Modern Jajanan Tradisional
Wayah Sinau - Jajanan tradisional Indonesia seperti klepon, onde-onde, kue lapis, hingga lemper merupakan warisan kuliner yang kaya akan rasa dan nilai budaya. Namun, tantangan besar di tengah pesatnya industri makanan saat ini adalah bagaimana menjaga eksistensi jajanan tradisional di tengah gempuran produk makanan modern.
Salah satu strategi yang menjadi kunci keberhasilan pelaku usaha kecil dan UMKM adalah inovasi dalam pengemasan. Kemasan tidak lagi sekadar pelindung makanan, melainkan wajah pertama yang dilihat konsumen. Oleh karena itu, pengemasan modern menjadi penentu daya tarik sekaligus pembeda di pasar yang semakin kompetitif.
Pentingnya Kemasan dalam Daya Saing Produk
Meningkatkan Nilai Jual Produk
Dengan pengemasan yang menarik, jajanan tradisional yang dulunya hanya ditemukan di pasar atau warung kini bisa menembus rak supermarket, toko oleh-oleh modern, bahkan platform e-commerce. Tampilan yang bersih, higienis, dan estetik membuat produk naik kelas dan menarik minat konsumen urban, termasuk generasi muda.
Contohnya, klepon yang biasa dibungkus daun pisang kini dikemas dalam kotak transparan berbahan food-grade dengan label informatif. Ini memberi kesan profesional dan memperluas segmen pasar.
Menjawab Tantangan Kebersihan dan Ketahanan
Dalam dunia pasca-pandemi, kebersihan menjadi faktor utama dalam memilih makanan. Kemasan modern menjawab kebutuhan ini melalui material kedap udara, tahan bocor, dan anti-bakteri. Beberapa UMKM bahkan mulai menggunakan teknologi vakum atau kemasan nitrogen untuk memperpanjang masa simpan jajanan tradisional.
Dengan masa simpan lebih lama, pelaku usaha dapat menjual produk ke luar kota, bahkan ke luar negeri, membuka peluang pasar yang lebih luas.
![]() |
Strategi pengemasan makanan tradisional |
Inovasi Desain dan Branding
Visual yang Instagramable
Desain kemasan kini menjadi alat pemasaran tersendiri. Pelaku UMKM mulai mengadopsi pendekatan visual yang kekinian dan Instagramable. Warna-warna pastel, ilustrasi etnik modern, hingga font tulisan tangan menjadi elemen desain yang umum digunakan.
Salah satu contoh sukses datang dari UMKM di Yogyakarta yang mengemas bakpia dengan box motif batik kontemporer lengkap dengan informasi sejarah singkat bakpia di bagian dalam kemasan. Hal ini tidak hanya memberikan pengalaman visual yang menarik, tetapi juga memperkuat identitas budaya.
Membangun Citra Merek
Kemasan modern juga membantu membangun identitas merek. UMKM kini menyadari pentingnya memiliki logo, tagline, dan desain konsisten di semua lini produk. Ini menciptakan pengenalan merek yang lebih kuat dan membuat produk lebih mudah diingat.
Beberapa pelaku usaha bahkan menambahkan QR code pada kemasan yang mengarah ke cerita asal-usul jajanan, proses pembuatan, hingga testimoni pelanggan.
Bahan Kemasan Ramah Lingkungan Jadi Daya Tarik Baru
Tren Konsumen Peduli Lingkungan
Seiring meningkatnya kesadaran lingkungan, konsumen kini cenderung memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan. Hal ini mendorong pelaku usaha jajanan tradisional untuk beralih dari plastik sekali pakai ke bahan seperti kertas kraft, kardus daur ulang, atau plastik biodegradable.
Tidak sedikit konsumen yang rela membayar lebih mahal untuk produk yang mengusung prinsip berkelanjutan. Maka, kemasan juga menjadi pernyataan nilai perusahaan terhadap lingkungan.
Kombinasi Tradisional dan Modern
Beberapa pelaku UMKM memadukan unsur lokal dan modern dengan cara cerdas: menggunakan daun pisang atau janur sebagai pembungkus dalam, lalu membungkusnya lagi dengan kemasan luar ramah lingkungan berdesain modern. Ini memberikan kesan autentik sekaligus tetap memenuhi standar pasar.
Dukungan Teknologi dan Akses Digital
Platform Desain Kemasan Digital
Saat ini, tersedia berbagai platform digital yang memudahkan UMKM mendesain kemasan secara profesional tanpa biaya besar. Canva, Adobe Express, hingga layanan desain freelance lokal membantu pelaku usaha menghasilkan visual kompetitif.
Bahkan, beberapa marketplace kini menyediakan fitur custom packaging sebagai nilai tambah untuk penjual jajanan.
Promosi Lewat Media Sosial
Dengan kemasan yang menarik, promosi di media sosial pun menjadi lebih efektif. Produk yang cantik cenderung lebih sering dibagikan oleh konsumen di Instagram, TikTok, atau Facebook. Ini menciptakan efek viral yang meningkatkan penjualan tanpa biaya promosi tinggi.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski tren pengemasan modern berkembang positif, tantangan utama tetap pada biaya produksi. Tidak semua UMKM mampu berinvestasi pada kemasan premium. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan dari pemerintah, inkubator UMKM, dan program CSR perusahaan besar untuk membantu proses adaptasi ini.
Ke depan, harapannya semakin banyak pelaku UMKM melihat kemasan bukan sebagai biaya tambahan, melainkan sebagai investasi jangka panjang. Dengan strategi pengemasan yang tepat, jajanan tradisional Indonesia bisa bersaing di etalase modern—menyapa lidah baru tanpa kehilangan rasa dan cerita lamanya.
(Artikel ini ditulis oleh Jenia)