10 Produk Kuliner UMKM Jateng yang Laku di Marketplace
Wayah Sinau - UMKM kuliner di Jawa Tengah menunjukkan perkembangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tak hanya bertahan di pasar tradisional, para pelaku usaha mikro ini kini aktif menjual produknya lewat marketplace seperti Tokopedia, Shopee, hingga Blibli.
Dengan inovasi rasa, kemasan modern, dan strategi pemasaran digital, banyak produk lokal yang laris manis di pasar daring. Berikut ini adalah sepuluh produk kuliner UMKM asal Jawa Tengah yang terbukti sukses di marketplace dan diminati konsumen dari berbagai daerah.
1. Bandeng Presto Duri Lunak – Semarang
Bandeng presto adalah ikon kuliner Semarang yang tetap eksis hingga kini. Teknologi presto membuat duri ikan menjadi lunak sehingga aman dikonsumsi siapa pun. UMKM seperti Bandeng Juwana dan Bandeng Elrina sukses menjual produk ini dalam bentuk beku, dikemas vakum, dan tahan lama untuk pengiriman antar kota maupun luar pulau.
2. Jenang Kudus – Kudus
Jenang Kudus kini hadir dalam kemasan praktis seperti stik dan potongan kecil. Produk ini populer karena teksturnya yang kenyal dan rasanya yang manis legit. UMKM seperti Jenang Mubarok menjual berbagai varian rasa, mulai dari original, pandan, hingga cokelat, dan menjadi favorit oleh-oleh online.
3. Getuk Goreng – Sokaraja
Dulu hanya bisa dinikmati di warung tradisional, kini getuk goreng hadir dalam kemasan modern yang tahan lama. UMKM Sokaraja berhasil memasarkan produk ini secara daring dengan pengemasan higienis dan rasa khas yang otentik. Penjualannya meningkat signifikan terutama menjelang musim liburan.
4. Keripik Tempe – Banyumas
Keripik tempe dari Banyumas terkenal dengan kerenyahan dan cita rasa gurihnya. Pelaku UMKM seperti “Keripik Tempe Mbak Sri” menyediakan berbagai rasa, mulai dari original, pedas, balado, hingga keju. Produk ini sangat diminati konsumen muda yang mencari camilan sehat dan lokal.
![]() |
Produk kuliner UMKM Jawa Tengah |
5. Tahu Bakso – Ungaran
Tahu bakso adalah kombinasi sempurna antara tahu dan isian bakso sapi. UMKM di Ungaran memproduksi tahu bakso dalam versi beku yang bisa digoreng atau dikukus. Merek seperti Tahu Bakso Bu Pudji sudah dikenal luas dan banyak dibeli konsumen di marketplace sebagai lauk instan.
6. Sambal Pecel Instan – Sragen & Solo
Sambal pecel instan kini hadir dalam kemasan pouch, praktis untuk disajikan kapan saja. UMKM dari Sragen dan Solo banyak memproduksi sambal pecel dengan bahan alami dan tanpa pengawet, menjadikannya pilihan utama pecinta makanan tradisional yang serba cepat.
7. Wingko Babat – Semarang
Wingko babat tetap menjadi favorit sebagai oleh-oleh khas Semarang. Kini produk ini dikemas lebih modern dan tersedia dalam berbagai varian rasa seperti cokelat, nangka, dan durian. UMKM seperti Wingko Babat Cap Kereta Api berhasil menjaga kualitas dan memperluas pasar melalui e-commerce.
8. Dawet Ayu Instan – Banjarnegara
Dawet Ayu kini tidak hanya bisa ditemukan di warung pinggir jalan, tapi juga hadir dalam bentuk instan. UMKM Banjarnegara menjual paket dawet yang terdiri dari cendol, santan bubuk, dan gula merah cair. Praktis dan cocok untuk konsumen di luar daerah.
9. Keripik Pare – Klaten
Keripik pare adalah camilan unik dari Klaten yang semakin diminati karena dianggap lebih sehat dan rendah kalori. UMKM setempat berhasil menghilangkan rasa pahit dengan teknik pengolahan khusus, menjadikannya alternatif menarik di kategori camilan sehat.
10. Bakpia Kacang Hijau – Salatiga
Meski identik dengan Yogyakarta, bakpia produksi UMKM Salatiga juga memiliki penggemar tersendiri. Varian rasa yang inovatif seperti durian, keju, dan cokelat membuat produk ini laris di marketplace, terutama saat musim liburan dan hari raya.
Tantangan dan Peluang UMKM Kuliner Jateng di Era Marketplace
Inovasi Rasa dan Kemasan
Agar dapat bersaing, pelaku UMKM harus terus berinovasi. Baik dari sisi rasa, pengemasan, maupun penyajian. Konsumen digital mencari produk yang praktis, higienis, dan tetap lezat.
Pentingnya Strategi Digital Marketing
Visual yang menarik, deskripsi produk yang jelas, dan ulasan positif dari pembeli menjadi faktor penting. Penggunaan media sosial, promosi bundling, dan pengiriman cepat juga menjadi nilai tambah dalam memperluas pasar.
Kuliner Tradisional Siap Menembus Pasar Nasional
UMKM kuliner Jawa Tengah telah membuktikan bahwa produk lokal mampu bersaing di era digital. Dengan pemanfaatan marketplace, mereka tak hanya menjaga eksistensi budaya kuliner, tapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah. Ke depan, digitalisasi dan peningkatan kualitas produk akan menjadi kunci bagi UMKM Jateng untuk terus berkembang dan naik kelas.
(Artikel ini ditulis oleh Jenia)