Jasa Digital Marketing UMKM

Jasa Press Release Portal Berita

UMKM Wajib Tahu: Pinjaman Usaha vs Kredit Properti

 

UMKM Wajib Tahu Pinjaman Usaha vs Kredit Properti

Wayah Sinau - Dalam menghadapi tantangan ekspansi bisnis dan penguatan modal, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kerap dihadapkan pada dua pilihan utama: mengajukan pinjaman usaha atau memanfaatkan kredit properti. Meski sama-sama menawarkan suntikan dana, kedua opsi ini memiliki karakteristik, risiko, serta tujuan penggunaan yang berbeda. Memahami perbedaan keduanya menjadi langkah penting agar keputusan finansial tidak menjadi bumerang bagi kelangsungan usaha.


Pinjaman Usaha: Fokus pada Pertumbuhan Bisnis

Pinjaman usaha merupakan fasilitas kredit yang secara khusus dirancang untuk mendukung aktivitas operasional dan pengembangan usaha. Biasanya, bank maupun lembaga pembiayaan menawarkan pinjaman jenis ini dalam berbagai skema, mulai dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), pinjaman modal kerja, hingga pembiayaan investasi.

Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, sejak 2022, penyaluran KUR terus meningkat seiring naiknya kesadaran UMKM akan pentingnya permodalan. Pinjaman usaha umumnya memiliki bunga lebih ringan, terutama jika termasuk dalam skema subsidi pemerintah. Tenor pinjaman pun relatif fleksibel, mulai dari satu hingga lima tahun, tergantung pada jenis usaha dan kemampuan membayar.

"Pinjaman usaha cocok digunakan untuk keperluan seperti pembelian bahan baku, pembelian mesin produksi, atau ekspansi toko," ujar Dwi Hartanto, konsultan keuangan untuk UMKM di Surabaya. “Namun, peminjam harus disiplin dalam mengelola arus kas, agar cicilan bulanan tidak mengganggu operasional.”


Kredit Properti: Aset Bernilai, Tapi Bukan untuk Semua

Sementara itu, kredit properti lebih dikenal sebagai fasilitas untuk membeli atau membangun aset tetap berupa ruko, gudang, atau tanah usaha. Kredit jenis ini banyak dimanfaatkan UMKM yang ingin memiliki tempat usaha sendiri, daripada terus-menerus menyewa.

Kelebihan dari kredit properti terletak pada nilai jangka panjangnya. Properti cenderung mengalami kenaikan harga setiap tahun, sehingga dapat menjadi bentuk investasi bisnis. Namun, proses pengajuan kredit properti umumnya lebih kompleks dan membutuhkan agunan tambahan serta dana awal (DP) yang besar. Selain itu, tenor kredit bisa mencapai 10 hingga 20 tahun, dengan bunga tetap atau mengambang.

“Kalau bisnis sudah stabil, kredit properti bisa menjadi langkah strategis. Tapi bagi UMKM yang masih berkembang, pinjaman jenis ini bisa terlalu membebani,” jelas Dwi.


UMKM wajib tahu pinjam properti vs kredit
UMKM wajib mengetahui pinjaman usaha vs kredit properti 


Mana yang Lebih Cocok untuk UMKM?

Pertanyaan yang kerap muncul: mana yang sebaiknya dipilih oleh pelaku UMKM—pinjaman usaha atau kredit properti?

Jawabannya sangat bergantung pada kondisi dan tujuan bisnis. Jika usaha masih dalam tahap pengembangan, belum memiliki arus kas stabil, serta fokus utama adalah pertumbuhan jangka pendek, maka pinjaman usaha adalah pilihan paling rasional. Biaya pinjaman lebih ringan, proses pencairan lebih cepat, dan dapat langsung dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.

Namun jika UMKM sudah berada pada fase matang, memiliki omzet tetap, serta membutuhkan tempat usaha permanen untuk mengurangi beban sewa jangka panjang, maka kredit properti bisa menjadi langkah investasi yang menjanjikan.


Tantangan dan Risiko yang Perlu Diwaspadai

Baik pinjaman usaha maupun kredit properti sama-sama mengandung risiko. Kegagalan membayar angsuran dapat berdampak pada reputasi keuangan hingga kehilangan aset usaha. Maka dari itu, penting bagi pelaku UMKM untuk terlebih dahulu melakukan analisis keuangan, memproyeksikan arus kas, serta memahami skema cicilan.

Lembaga perbankan kini juga menyediakan layanan konsultasi finansial sebelum pengajuan pinjaman. "Bank tidak hanya melihat agunan, tapi juga menilai kelayakan usaha dan kemampuan bayar. Maka laporan keuangan yang rapi dan transparan akan sangat membantu proses persetujuan kredit," ungkap Yuniar Wulandari, staf analis kredit di salah satu bank BUMN.


Alternatif dan Kombinasi Strategis

Tidak sedikit UMKM yang kemudian memanfaatkan kombinasi antara pinjaman usaha dan kredit properti secara bertahap. Sebagai contoh, pelaku usaha bisa memulai dengan pinjaman modal kerja untuk meningkatkan omzet. Setelah bisnis stabil, sebagian laba ditabung sebagai uang muka (DP) kredit properti. Dengan strategi ini, UMKM dapat mengoptimalkan pertumbuhan sambil membangun aset tetap untuk masa depan.

Selain itu, munculnya fintech peer-to-peer lending juga memperluas akses UMKM terhadap pendanaan non-bank. Meski umumnya menawarkan bunga lebih tinggi, proses pengajuan lebih cepat dan cocok untuk kebutuhan jangka pendek.




Bijak Memilih Demi Masa Depan Bisnis

Di tengah peluang dan tantangan ekonomi yang dinamis, UMKM dituntut cerdas dalam mengelola modal dan membangun aset. Memilih antara pinjaman usaha atau kredit properti bukan soal mana yang lebih baik secara mutlak, tapi mana yang paling relevan dengan kondisi dan visi usaha saat ini.

Kesadaran untuk melakukan perencanaan finansial dan memanfaatkan fasilitas pembiayaan secara bijak akan menjadi fondasi kuat bagi UMKM untuk naik kelas, bertahan, dan berkembang dalam jangka panjang.


(Artikel ini ditulis oleh Jenia)

Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang