Tren Wisata Instagramable di Kalangan Gen Z
Wayah Sinau - Ketika media sosial menjadi cermin gaya hidup, wisata Instagramable menjelma sebagai fenomena baru di kalangan Gen Z.
Media Sosial Membentuk Pola Wisata Baru
Instagram Jadi Kompas Perjalanan
Bagi generasi Z—yang lahir di era digital—media sosial bukan sekadar alat komunikasi, tapi juga sumber inspirasi utama. Instagram, khususnya, telah mengubah cara mereka merencanakan liburan. Feed yang estetis, story yang penuh warna, dan reels yang menggoda telah menjadikan keindahan visual sebagai daya tarik utama dalam memilih destinasi.
Hasil riset menunjukkan, lebih dari 70% Gen Z memilih tempat liburan berdasarkan rekomendasi dan tampilan di media sosial, bukan dari brosur wisata atau situs resmi. Mereka cenderung mencari spot yang photogenic, unik, dan belum terlalu ramai.
![]() |
Tempat Wisata Instagramable (Sumber:Kompas tv) |
Ciri Khas Destinasi Instagramable
Visual Menarik dan Estetika yang Kuat
Tempat wisata Instagramable biasanya memiliki elemen visual yang mencolok: mural warna-warni, arsitektur unik, pemandangan alam dramatis, atau kafe dengan interior tematik. Warna pastel, pencahayaan alami, dan tata ruang yang 'instagrammable' menjadi pertimbangan utama.
Contohnya, Tebing Koja di Tangerang dikenal dengan lanskap batu kapur eksotis dan kolam-kolam kecilnya yang indah saat matahari terbenam. Begitu juga dengan Svarga Bumi di Borobudur yang menyajikan jalan bambu di antara sawah luas yang membuat setiap sudut layak dijadikan latar foto.
Spot Selfie yang Disiapkan Khusus
Tak sedikit destinasi wisata yang kini memang dibuat untuk memenuhi kebutuhan konten visual. Banyak tempat menyediakan "photo corner" dengan properti menarik, mulai dari ayunan gantung di tebing, jembatan kaca, hingga frame-frame Instagram raksasa.
Beberapa tempat seperti De Ranch Lembang atau HeHa Sky View di Yogyakarta bahkan menyediakan paket foto profesional untuk pengunjung yang ingin hasil lebih maksimal untuk unggahan media sosial.
Fenomena Kafe dan Tempat Nongkrong Estetik
Kafe Jadi Destinasi Wisata Baru
Gen Z juga menjadikan kafe bukan sekadar tempat makan, tapi tujuan wisata tersendiri. Kafe-kafe dengan konsep tematik seperti ala Korea, Jepang, rustic, atau tropical vibes kini bermunculan di berbagai kota. Minuman estetik dan plating makanan yang artistik menjadi pelengkap unggahan di media sosial.
Di Jakarta, misalnya, kafe seperti Toodz House atau Lucky Cat Coffee menjadi langganan para konten kreator karena interiornya yang fotogenik. Sementara di Bandung, tempat seperti La Costilla menghadirkan suasana ala Santorini dengan dominasi warna putih dan biru.
Estetika Lokal dan Budaya Jadi Daya Tarik
Tak hanya modern, tren juga bergeser ke tempat-tempat yang mengangkat unsur budaya lokal. Kafe atau tempat wisata yang memadukan unsur tradisional dan modern—seperti batik, rotan, dan bambu—dalam desainnya mendapat tempat di hati Gen Z yang kini lebih sadar akan identitas lokal.
Dampak Tren Instagramable terhadap Dunia Pariwisata
Mendorong Inovasi Destinasi Wisata
Fenomena wisata Instagramable mendorong pelaku industri pariwisata untuk terus berinovasi. Banyak desa wisata kini mempercantik diri dengan spot-spot foto yang kreatif, tanpa menghilangkan nilai lokal. Pemerintah daerah pun mulai sadar pentingnya tampilan visual dalam promosi pariwisata digital.
Di sisi lain, banyak destinasi yang sebelumnya sepi, kini viral dan ramai dikunjungi berkat unggahan media sosial. Contohnya, Bukit Panguk Kediwung di Bantul yang dulunya hanya area biasa, kini menjadi salah satu spot favorit sunrise karena viral di Instagram.
Tantangan: Kelestarian dan Over-tourism
Namun, tren ini juga memunculkan tantangan serius: keberlanjutan lingkungan dan over-tourism. Banyak spot alami rusak akibat terlalu banyak pengunjung yang hanya datang demi foto tanpa memperhatikan etika. Sampah, vandalisme, hingga kerusakan alam menjadi ancaman nyata.
Penting bagi pengelola wisata dan wisatawan untuk mengedepankan tanggung jawab dalam mengejar estetika. Edukasi tentang wisata berkelanjutan dan etika berfoto harus terus digaungkan.
Estetika Boleh, Etika Harus
Tren wisata Instagramable mencerminkan bagaimana Gen Z memaknai pengalaman: bukan hanya dilihat mata, tapi juga dibagikan dan diabadikan. Estetika visual memang penting, tapi etika dalam menikmati dan menjaga keindahan juga tak kalah esensial.
Indonesia memiliki segudang destinasi indah yang siap menjadi latar kisah visual anak muda. Namun, menjaga kelestarian alam dan budaya adalah tanggung jawab bersama. Karena keindahan bukan hanya untuk difoto, tapi juga untuk diwariskan.
(Artikel ini ditulis oleh Jenia)