Jasa Digital Marketing UMKM

Jasa Press Release Portal Berita

Risiko dan Keuntungan Investasi Properti di 2025

Risiko dan Keuntungan Investasi Properti di 2025


Wayah Sinau – Investasi properti tetap menjadi salah satu instrumen favorit masyarakat Indonesia di tahun 2025. Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar, sektor properti dianggap sebagai aset riil yang relatif stabil. Namun, seperti investasi lainnya, properti juga memiliki dua sisi mata uang: potensi keuntungan yang menjanjikan, tetapi juga risiko yang tak bisa diabaikan.


Keuntungan Investasi Properti di Tahun 2025

1. Nilai Aset Cenderung Menguat

Salah satu alasan utama banyak orang melirik properti adalah kenaikan nilai aset seiring waktu. Di tahun 2025, nilai properti di kawasan penyangga kota besar seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang mengalami kenaikan rata-rata 6–8% per tahun. Hal ini dipicu oleh pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, LRT, dan fasilitas publik yang terus berkembang.

“Properti tetap menarik karena nilai tanah hampir tidak pernah turun dalam jangka panjang, terutama di lokasi strategis,” ujar Anindya Sari, analis properti dari Indonesia Property Watch.


2. Pendapatan Pasif dari Sewa

Properti seperti rumah kontrakan, apartemen, atau ruko bisa menghasilkan pendapatan pasif yang stabil. Dengan tren urbanisasi dan pertumbuhan digital nomad, kebutuhan akan hunian sewa meningkat, terutama di kota-kota dengan kampus dan kawasan industri.

“Di Bandung dan Yogyakarta, apartemen studio untuk mahasiswa bisa menghasilkan yield sewa tahunan 6–10%, jauh lebih tinggi dibandingkan bunga deposito,” tambah Anindya.


3. Perlindungan dari Inflasi

Properti juga dikenal sebagai hedging tool terhadap inflasi. Ketika harga barang naik, nilai properti dan harga sewa biasanya ikut terdongkrak. Ini memberikan keuntungan tersendiri bagi investor, terutama jika dibandingkan dengan simpanan tunai yang justru tergerus inflasi.


4. Diversifikasi Portofolio

Bagi investor berpengalaman, menaruh sebagian dana di properti bisa menjadi strategi diversifikasi yang bijak. Ini membantu menyeimbangkan risiko dari investasi di pasar saham atau kripto yang lebih fluktuatif.


Investasi Properti di 2025
Investasi Properti 


Risiko Investasi Properti di 2025

Namun, potensi keuntungan tersebut bukan tanpa bayaran. Di 2025, beberapa risiko utama membayangi sektor properti, terutama bagi investor pemula.

1. Tingginya Modal Awal

Tidak bisa dimungkiri, properti membutuhkan modal besar di awal. Meskipun fasilitas KPR makin fleksibel, DP dan biaya tambahan seperti pajak, notaris, serta perbaikan bisa membebani keuangan.

“Banyak orang terjebak membeli properti tanpa perhitungan cash flow yang matang. Akhirnya cicilan macet dan properti mangkrak,” kata Eko Wibowo, konsultan keuangan.


2. Likuiditas Rendah

Berbeda dengan saham atau emas, properti tidak bisa dijual cepat. Proses jual-beli memerlukan waktu panjang, mulai dari negosiasi harga hingga proses legalitas. Dalam situasi darurat, hal ini bisa menjadi kendala besar bagi investor.


3. Risiko Pasar dan Lokasi

Lokasi tetap menjadi faktor penentu utama dalam properti. Jika investor salah memilih lokasi—misalnya, di kawasan rawan banjir atau jauh dari fasilitas publik—maka nilai investasi bisa stagnan bahkan turun.

Selain itu, kondisi pasar juga berpengaruh. Di tengah suku bunga tinggi atau daya beli melemah, pasar properti bisa lesu. Pada kuartal pertama 2025, penjualan rumah menengah di beberapa kawasan pinggiran Jakarta tercatat turun hingga 12% dibandingkan tahun lalu.


4. Biaya Perawatan dan Risiko Force Majeure

Properti fisik butuh perawatan rutin. Tanpa perawatan, nilai sewa bisa turun atau bahkan kosong penyewa. Di sisi lain, risiko seperti bencana alam, perubahan tata ruang, atau regulasi pemerintah juga bisa berdampak negatif terhadap nilai properti.


Tren Baru: Properti Digital dan Fractional Ownership

Menariknya, 2025 juga menjadi tahun transisi dalam dunia investasi properti. Munculnya konsep fractional ownership memungkinkan investor membeli sebagian kecil dari properti, mirip seperti membeli saham. Platform digital seperti LandX, Brick, dan InvesProperti mulai digandrungi anak muda yang ingin masuk ke dunia properti dengan modal mulai dari Rp1 juta.

“Ini cara cerdas bagi generasi muda untuk mencicipi investasi properti tanpa harus beli rumah seharga ratusan juta,” jelas Andika Putra, CEO salah satu platform investasi properti digital.


Tips Sebelum Berinvestasi Properti

Bagi calon investor, penting untuk mempertimbangkan beberapa hal sebelum terjun:

  • Riset Lokasi dan Legalitas: Pastikan tanah atau bangunan bebas sengketa dan memiliki surat yang lengkap.
  • Hitung Potensi ROI: Bandingkan harga beli, biaya perawatan, pajak, dan estimasi sewa.
  • Cek Reputasi Developer: Jika membeli proyek baru, pastikan developer memiliki rekam jejak baik.
  • Pilih Skema Pembiayaan yang Sesuai: Jangan memaksakan cicilan di luar kemampuan.
  • Diversifikasi Aset: Jangan taruh semua dana hanya di properti.




Investasi properti di tahun 2025 tetap menjanjikan, terutama bagi mereka yang jeli membaca tren dan mampu melakukan perhitungan cermat. Dengan memahami risiko dan strategi mitigasinya, properti dapat menjadi pilar kuat dalam portofolio keuangan jangka panjang. Namun, bagi investor pemula, edukasi dan kehati-hatian tetap menjadi kunci utama agar tidak terjebak dalam janji manis keuntungan semata.


(Artikel ini ditulis oleh Jenia)

Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang