Properti Komersial: Peluang Emas di Tengah Dinamika Ekonomi Digital
Wayah Sinau - Di tengah arus digitalisasi dan perkembangan UMKM, properti komersial kembali mencuri perhatian. Jika sebelumnya banyak investor fokus pada sektor hunian, kini perhatian mulai bergeser ke ruko, kios, gudang, hingga bangunan multifungsi. Properti jenis ini dinilai lebih fleksibel dan mampu mengikuti perubahan tren bisnis yang cepat.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik pascapandemi, sektor usaha kembali bergerak dinamis. UMKM bertumbuh, startup menjamur, dan kebutuhan ruang usaha semakin meningkat. Semua ini membuat properti komersial menjadi salah satu aset yang tak hanya menjanjikan capital gain, tetapi juga pendapatan pasif jangka panjang.
Apa Itu Properti Komersial dan Mengapa Semakin Dilirik?
Properti komersial adalah jenis properti yang digunakan untuk tujuan bisnis, bukan tempat tinggal. Contohnya meliputi:
- Ruko (rumah toko)
- Kios atau stan pasar modern
- Gudang atau warehouse
- Gedung perkantoran
- Hotel, kost eksklusif, atau rumah sakit swasta
Daya tarik utama dari properti komersial terletak pada potensi sewa tinggi dan penggunaannya yang bisa dioptimalkan sesuai kebutuhan bisnis. Misalnya, satu ruko bisa disewakan untuk minimarket, kafe, kantor, hingga layanan digital seperti jasa ekspedisi.
Pasar UMKM Mendorong Permintaan Properti Komersial
Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia telah melampaui 65 juta unit. Mereka membutuhkan tempat berjualan, kantor operasional, hingga gudang penyimpanan. Ini membuka celah besar bagi sektor properti komersial.
Rina, seorang pengembang lokal di Sidoarjo, menyebutkan bahwa permintaan ruko dan kios kecil di daerahnya justru meningkat sepanjang 2024. “UMKM makin agresif setelah digitalisasi berkembang. Mereka butuh tempat usaha yang strategis tapi tidak terlalu mahal,” ujarnya.
Tak hanya di kota besar, geliat properti komersial juga mulai terasa di kota-kota tier 2 seperti Malang, Makassar, dan Solo. Ketersediaan lahan dan pertumbuhan kawasan penyangga menjadi faktor pendorong utama.
Strategi Investasi Properti Komersial yang Efektif
Bagi investor pemula maupun berpengalaman, properti komersial memiliki tantangan tersendiri. Berikut beberapa strategi untuk memaksimalkan potensi keuntungan:
-
Pilih Lokasi yang Berkembang
Kawasan sekitar kampus, pusat belanja, atau jalan raya utama sangat ideal untuk ruko dan kios. Kawasan industri cocok untuk gudang atau pergudangan skala kecil. -
Analisis Potensi Sewa
Properti komersial dinilai layak jika nilai sewanya minimal 6–10% dari harga beli per tahun. Perhatikan juga biaya perawatan dan pajak. -
Fleksibilitas Bangunan
Semakin fleksibel penggunaan bangunan (multi-fungsi), semakin mudah disewakan ke berbagai jenis penyewa. -
Legalitas dan Perizinan Lengkap
Izin usaha, IMB, dan sertifikat harus lengkap. Properti komersial rawan dikomplain jika tidak sesuai zonasi.
Tren Baru: Properti Komersial Skala Mikro
Tidak semua bisnis membutuhkan gedung besar. Tren terkini menunjukkan bahwa ruang usaha mikro seperti kios di pasar modern, booth kuliner, hingga ruang co-working kecil justru paling diminati. Konsep small but efficient menjadi pilihan utama pelaku usaha rintisan atau UMKM digital.
Di kota seperti Yogyakarta, Bali, dan Bandung, banyak pengusaha menyulap rumah tua menjadi ruang usaha kreatif—dari studio podcast, barbershop, hingga toko oleh-oleh kekinian. Hal ini menjadi peluang bagi pemilik properti untuk menyewakan bagian rumah yang tidak terpakai sebagai sumber penghasilan tambahan.
Digitalisasi Mendorong Adaptasi Bisnis Properti
Era digital membuat pemilik properti komersial perlu menyesuaikan diri. Iklan sewa dan jual kini dilakukan lewat platform online seperti OLX, Rumah.com, hingga media sosial. Bahkan, banyak properti dilengkapi sistem keamanan pintar, Wi-Fi cepat, dan desain instagrammable untuk menarik penyewa dari kalangan milenial.
Selain itu, banyak penyedia layanan properti kini menawarkan paket manajemen sewa: mulai dari pencarian penyewa, pengelolaan kontrak, hingga perawatan bangunan. Ini sangat membantu pemilik properti yang ingin pasif namun tetap mendapatkan keuntungan.
Tantangan: Risiko Kekosongan dan Perubahan Bisnis
Meski menjanjikan, properti komersial punya risiko khas. Salah satu yang paling umum adalah kekosongan unit, terutama jika lokasi kurang strategis atau jenis properti tidak sesuai kebutuhan pasar. Selain itu, perubahan tren bisnis yang cepat juga bisa membuat properti kehilangan relevansi.
Misalnya, ruko di kawasan yang dulunya ramai kini bisa sepi karena bergesernya pusat bisnis ke mal atau platform daring. Oleh karena itu, penting bagi pemilik untuk terus memperbarui strategi dan menawarkan nilai tambah bagi penyewa.
Properti Komersial adalah Investasi Adaptif
Properti komersial menawarkan potensi keuntungan yang besar, terutama di tengah naiknya kebutuhan ruang usaha dari pelaku bisnis kecil hingga menengah. Namun, investasi ini memerlukan strategi matang, riset lokasi, serta pemahaman terhadap tren pasar.
Bagi investor yang mampu membaca arah perubahan dan memanfaatkan teknologi, properti komersial bisa menjadi aset emas jangka panjang—baik sebagai sumber passive income maupun alat diversifikasi portofolio yang kuat.
(Artikel ini ditulis oleh Jenia)