Produk UMKM Lokal yang Paling Laris di Pasar Internasional
Wayah Sinau - Periode Januari hingga April 2025 mencatat ekspor produk UMKM Indonesia menembus angka US$57,6 juta (sekitar Rp947 miliar). Angka ini bukan sekadar statistik. Ini adalah bukti bahwa produk lokal kini mendapat
tempat terhormat di pasar internasional, berkat campuran strategi ekspor, business matching, serta kedudukan aktif pemerintah dalam memfasilitasi UMKM buat naik kelas. Kategori produk yang mencatat kinerja ekspor paling kuat
antara lain fashion dan kerajinan tangan, makanan dan minuman kemasan, serta produk agrikultur. Negara tujuan ekspor pun makin beragam—dari pasar Asia Tenggara dan Timur Tengah hingga Eropa dan Amerika Serikat. Kualitas,
desain, dan nilai budaya menjadi daya tarik utama produk-produk UMKM Indonesia di kancah global. Berikut adalah daftar produk UMKM lokal yang paling laris di pasar internasional, lengkap dengan alasan di balik kesuksesan mereka.
1. Fashion dan Kerajinan Tangan: Batik, Tenun, dan Anyaman
Batik premium, tenun, dan produk kerajinan berbahan alami seperti bambu dan rotan terus mencatat permintaan tinggi, khususnya dari Eropa dan Amerika. UMKM seperti SukkhaCitta dan Batik Chic telah membuktikan bahwa produk
lokal dengan sentuhan desain kontemporer mampu bersaing secara global. Dengan dukungan program KITE IKM, pelatihan ekspor, dan business matching,
pelaku UMKM kini bisa lebih mudah memenuhi standar internasional. Pasar ekspor menghargai nilai craftsmanship dan cerita budaya yang melekat pada setiap produk.
2. Makanan dan Minuman Kemasan: Sambal, Kopi, dan Cokelat
Tren makanan otentik dan rasa khas nusantara membuka peluang besar bagi UMKM makanan kemasan. La Sambal sudah memasuki pasar Arab Saudi serta Hong Kong, sedangkan produk cokelat semacam Cartenz Cocoa berhasil diekspor ke India serta Turki.
Produk kopi juga menjadi andalan. Dari kopi rumahan asal Sumatra hingga merek terkenal seperti Kopi Kenangan, semuanya memanfaatkan kemasan premium, sertifikasi halal, dan riset pasar yang matang.
3. Produk Agrikultur: Kelapa Parut, Gula Aren, dan Buah Tropis
Produk agrikultur Indonesia—khususnya yang berlabel sehat serta natural—semakin dilirik pasar ekspor. Kelapa parut kering, gula aren organik, hingga buah tropis seperti mangga dan salak menembus pasar Eropa dan Timur Tengah.
Permintaan global terhadap makanan sehat dan berkelanjutan turut mendorong minat konsumen luar negeri terhadap produk agrikultur UMKM Indonesia, terutama jika dikemas secara higienis dan dilengkapi dengan sertifikasi seperti HACCP dan organik.
4. Produk Rumah Tangga dan Dekorasi Interior
Produk interior berbasis kerajinan tangan seperti anyaman bambu, gerabah, dan perabot kayu etnik turut meramaikan pasar ekspor. Brand lokal seperti UD Gerabah Merah dan Green Galeria sudah mengisi etalase toko desain
interior di Jepang dan negara-negara Eropa. Konsumen internasional kini tak hanya membeli produk, tetapi juga membeli cerita di balik produk tersebut—mulai dari bahan baku alami hingga filosofi desain lokal.
5. Strategi Digital: Ekspor via Marketplace
Digitalisasi menjadi game changer. Lewat program Shopee Export, lebih dari 60 juta produk UMKM telah diekspor sejak 2019. Rata-rata, 50.000 produk dikirim ke Malaysia, Singapura, Filipina, dan negara lainnya setiap harinya.
Marketplace internasional seperti Shopee dan Tokopedia Global memberi akses instan ke pasar luar negeri, bahkan bagi UMKM skala mikro. Strategi ini memotong biaya infrastruktur ekspor dan mempercepat penetrasi ke pasar internasional.
Dukungan Pemerintah dan Infrastruktur Ekspor
Kemudahan ekspor tak terlepas dari dukungan program pemerintah, seperti:
KITE IKM untuk insentif pajak
Business matching dengan buyer internasional
Pelatihan sertifikasi HACCP, halal, dan organik
Fasilitasi dari ITPC dan Atase Perdagangan di 33 negara
Shopee dan Tokopedia bahkan menyediakan gudang ekspor khusus dan pendampingan bagi UMKM, agar siap menghadapi standar mutu internasional.
Tantangan yang Harus Dihadapi UMKM
Beberapa hambatan yang masih ditemui antara lain:
Sertifikasi yang mahal dan rumit
Biaya logistik ekspor yang tinggi
Kurangnya riset pasar dan branding produk
Namun dengan kolaborasi antara UMKM, pemerintah, marketplace, dan BUMN logistik, hambatan ini dapat diatasi. Kuncinya adalah edukasi berkelanjutan dan konsistensi kualitas produk.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Lonjakan ekspor produk UMKM turut berdampak pada:
Penyerapan tenaga kerja di sektor kreatif dan agrikultur
Kemandirian ekonomi daerah
Regenerasi pengrajin dan petani muda
Lebih dari sekadar transaksi dagang, ekspor produk lokal menciptakan jembatan budaya dan meningkatkan citra Indonesia di mata dunia.
![]() |
Produk UMKM lokal yang siap ekspor seperti batik |