Jasa Digital Marketing UMKM

Jasa Press Release Portal Berita

Investasi Properti: Pilar Keuangan Jangka Panjang yang Semakin Diminati

 

Investasi Properti Pilar Keuangan Jangka Panjang yang Semakin Diminati

Wayah Sinau - Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi pasar keuangan, investasi properti tetap menjadi pilihan favorit banyak orang. Tidak hanya karena nilai aset yang cenderung meningkat, tetapi juga karena sifatnya yang tahan inflasi. Dari rumah tinggal hingga properti komersial, minat masyarakat terhadap sektor ini terus tumbuh seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya diversifikasi aset.

Menurut data dari Bank Indonesia dan sejumlah lembaga properti, sektor perumahan dan lahan di Indonesia menunjukkan tren positif dalam lima tahun terakhir. Permintaan tinggi terutama datang dari kalangan milenial yang mulai memasuki usia produktif, serta investor yang ingin menyimpan aset dalam bentuk fisik dan stabil.


Mengapa Investasi Properti Tetap Menarik?

Salah satu alasan utama mengapa investasi properti tetap relevan adalah stabilitasnya. Dibandingkan dengan saham atau kripto yang bisa naik turun secara drastis dalam waktu singkat, harga tanah atau rumah relatif lebih stabil. Bahkan ketika pasar mengalami koreksi, nilai properti tidak serta-merta anjlok secara signifikan.

Selain itu, properti menawarkan dua sumber keuntungan: kenaikan nilai (capital gain) dan pendapatan pasif (passive income) dari penyewaan. Ini menjadikannya instrumen investasi jangka panjang yang sangat menguntungkan jika dikelola dengan tepat.


Lokasi, Lokasi, Lokasi

Dalam investasi properti, pepatah lama tetap berlaku: lokasi adalah segalanya. Lokasi strategis, seperti dekat pusat kota, kawasan pendidikan, atau pusat industri, bisa memberikan return lebih tinggi. Bahkan, kawasan pinggiran pun kini mulai dilirik karena perkembangan infrastruktur yang kian masif, seperti pembangunan jalan tol atau jaringan kereta cepat.

Sebagai contoh, daerah penyangga seperti Bekasi, Tangerang, dan Bogor mengalami lonjakan permintaan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dipicu oleh naiknya harga rumah di Jakarta serta kemudahan akses transportasi antarwilayah.


Properti Komersial vs Properti Hunian

Investor pemula sering dihadapkan pada pilihan antara properti hunian dan komersial. Keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Properti hunian cenderung lebih mudah disewakan dan memiliki risiko rendah. Sementara properti komersial—seperti ruko, kios, atau kantor—bisa memberikan pengembalian lebih tinggi, namun risikonya juga lebih besar karena dipengaruhi dinamika bisnis penyewa.

Dalam konteks ekonomi digital saat ini, properti yang mendukung aktivitas logistik dan e-commerce juga menjadi primadona, seperti gudang mini atau rumah dengan ruang usaha kecil.


Tantangan dan Risiko Investasi Properti

Meski menjanjikan, investasi properti bukan tanpa tantangan. Pertama adalah kebutuhan modal awal yang relatif besar. Meskipun banyak program KPR dari perbankan, tidak semua orang dapat langsung mengaksesnya dengan mudah.

Kedua, properti tidak likuid. Artinya, tidak bisa langsung dijual dalam waktu singkat jika membutuhkan dana cepat. Selain itu, biaya perawatan, pajak, dan legalitas juga menjadi pertimbangan penting sebelum memutuskan berinvestasi.


Tren Investasi Properti di 2025

Tahun 2025 diprediksi sebagai tahun transisi properti menuju era digital dan berkelanjutan. Konsumen semakin cermat memilih hunian dengan desain ramah lingkungan dan terintegrasi teknologi pintar. Pengembang pun mulai fokus pada pembangunan properti hijau (green property) yang hemat energi dan memiliki fasilitas digital.

Selain itu, properti syariah, akad transparan, dan kepemilikan langsung menarik perhatian banyak investor muslim, terutama di kota-kota besar.


Investasi Properti
Investasi Properti (Sumber: Gramedia)


Strategi Memulai Investasi Properti

Bagi pemula yang ingin mulai investasi properti, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:

  1. Mulai dari Properti Kecil: Seperti rumah subsidi, rumah kontrakan sederhana, atau lahan kosong di daerah berkembang.
  2. Riset Lokasi dan Harga Pasar: Gunakan platform digital atau agen terpercaya untuk memantau tren harga dan peluang sewa.
  3. Hitung Return dengan Jelas: Pastikan biaya perawatan, pajak, dan cicilan (jika menggunakan KPR) tertutup oleh pendapatan sewa.
  4. Gunakan KPR secara Bijak: Jangan tergoda bunga rendah tanpa perhitungan jangka panjang.
  5. Bangun Jaringan dengan Developer atau Agen: Kerja sama yang baik bisa memberikan akses lebih cepat ke proyek-proyek potensial.



 Aset Fisik untuk Masa Depan

Di tengah perubahan teknologi dan pola konsumsi masyarakat, properti tetap menjadi instrumen investasi yang kokoh dan adaptif. Baik untuk hunian, bisnis, atau simpanan aset, properti memberikan jaminan stabilitas dan pertumbuhan. 


(Artikel ini ditulis oleh Jenia)

Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang