Jasa Digital Marketing UMKM

Jasa Press Release Portal Berita

Inovasi UMKM Agribisnis Malang, Saat Hasil Pertanian Siap Go Global

Inovasi UMKM Agribisnis Malang, Saat Hasil Pertanian Siap Go Global

Wayah Sinau - Malang bukan sekadar kota wisata. Di balik udara sejuk dan lanskap pertanian yang subur, tumbuh geliat ekonomi lokal yang digerakkan oleh pelaku UMKM agribisnis. Mereka tidak hanya menjual hasil panen, tetapi mengolahnya menjadi produk lokal bernilai tinggi, siap bersaing di pasar global. Kuncinya? Inovasi.


Dari Lahan ke Kemasan: Inovasi sebagai Pengubah Nasib

Bagi pelaku UMKM agribisnis, keberhasilan tidak lagi ditentukan semata oleh seberapa banyak panen yang dihasilkan, tetapi bagaimana mengolah hasil bumi menjadi sesuatu yang punya nilai tambah dan daya tahan pasar. Inilah yang 

mendorong munculnya berbagai inovasi dalam bentuk keripik sayur, jamu instan, pupuk organik cair, hingga sambal fermentasi. Di Dusun Gading, Pak Karto (48), mantan petani wortel kini dikenal sebagai pengusaha keripik wortel dan bayam dengan merek lokal yang 

mulai dikenal pasar oleh-oleh Malang. “Dulu hasil panen gampang busuk kalau nggak cepat dijual. Sekarang, saya bisa tahan stok lebih lama dan kirim ke luar kota,” ujarnya. Transformasi sederhana lewat pengeringan dan kemasan vakum membuka jalan baru—bukan hanya untuk bertahan, tapi untuk tumbuh.


Inovasi Teknologi dan Digitalisasi Produk Lokal

Era digital turut membuka ruang baru. Banyak pelaku usaha muda kini mulai memanfaatkan e-commerce dan media sosial untuk memperluas jangkauan pasar. Di sinilah branding dan packaging menjadi penting.

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), melalui program pengabdian masyarakatnya, memberikan pelatihan desain kemasan dan promosi digital. “Kami ajarkan cara bikin konten promosi di TikTok dan Instagram. Hasilnya, 

omzet salah satu peserta naik dua kali lipat,” ujar dosen pembimbing program tersebut. Teknologi sederhana seperti dehydrator, sealer otomatis, hingga mesin pengemas mini kini jadi incaran UMKM yang ingin menaikkan kapasitas produksi.


Sinergi Lintas Sektor untuk Menopang UMKM Inovatif

Inovasi tidak akan berkembang tanpa dukungan sistemik. Pemerintah daerah, perguruan tinggi, serta lembaga seperti Bea Cukai dan Diskopindag bersinergi dalam memberikan pelatihan ekspor, fasilitasi legalitas usaha, hingga 

pembiayaan ringan. Pada Mei lalu, Bea Cukai Malang bersama UMKM lokal melakukan pelepasan ekspor keripik buah ke Singapura. Ini menjadi bukti bahwa produk local dari Malang sudah layak masuk pasar dunia, tinggal 

perlu dorongan pada sisi legalitas dan kuantitas produksi. Selain itu, program inkubasi bisnis berbasis pertanian mulai digalakkan oleh beberapa kampus di Malang sebagai upaya menjaring talenta muda di sektor agribisnis.


Tantangan: Inovasi yang Belum Merata

Meski tren inovasi menggembirakan, belum semua pelaku UMKM mampu beradaptasi. Banyak yang masih mengandalkan alat manual dengan kapasitas terbatas. Keterbatasan modal, kurangnya literasi digital, hingga akses bahan kemasan berkualitas masih menjadi hambatan umum.

“Kalau ada pesanan besar, saya kewalahan. Mesin mahal, sementara pesanan belum rutin,” ujar Ibu Retno, produsen jamu instan dari Kecamatan Ngantang. Di sinilah dibutuhkan strategi berlapis: mulai dari pelatihan berjenjang, bantuan modal berbasis kinerja, hingga akses ke bahan baku dan kemasan yang lebih terjangkau.


FAQ

Apa yang dimaksud dengan inovasi dalam UMKM agribisnis?

Inovasi di sini mencakup pengolahan pasca-panen, desain kemasan, strategi pemasaran digital, hingga penggunaan teknologi produksi sederhana untuk meningkatkan efisiensi dan daya tahan produk.


Produk UMKM apa saja dari Malang yang sudah masuk pasar ekspor?

Beberapa di antaranya adalah keripik sayur dan buah, sambal fermentasi, jamu instan, serta pupuk organik cair.


Bagaimana peran pemerintah dalam mendukung inovasi UMKM agribisnis?

Pemerintah daerah memberikan pelatihan, fasilitasi legalitas, bantuan pembiayaan, dan bekerja sama dengan lembaga ekspor serta perguruan tinggi untuk memperkuat kapasitas usaha.


Apa tantangan utama inovasi di sektor UMKM agribisnis?

Kurangnya akses teknologi pengolahan, keterbatasan modal, serta literasi digital yang masih rendah di sebagian pelaku UMKM.


Potensi UMKM agribisnis Malang bukan sekadar wacana. Dengan komoditas unggulan seperti kopi, sayur dataran tinggi, hingga rempah dan tanaman obat, Malang punya semua syarat untuk mencetak produk lokal kelas dunia.

Namun, keberhasilan tidak bisa hanya dibebankan pada pelaku usaha. Harus ada ekosistem yang solid: pemerintah yang mempermudah perizinan dan sertifikasi, perguruan tinggi yang menjadi pusat inovasi, serta masyarakat yang bangga membeli produk lokal.

Jika ini semua berjalan beriringan, bukan hal yang mustahil jika produk dari ladang-ladang kecil di Malang bisa menjadi menu pilihan di kafe Tokyo atau pasar organik di Dubai.

Artikel ini ditulis oleh Ika Kurnia Sari, Team Internship Wayah Sinau Web ID
Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang