Jasa Digital Marketing UMKM

Jasa Press Release Portal Berita

Suku Rejang: Menyusuri Akar Budaya dan Kepercayaan Leluhur Bengkulu

Suku Rejang: Menyusuri Akar Budaya dan Kepercayaan Leluhur Bengkulu
(Sumber: Kompas Regional)

Wayah SinauDi balik hamparan bukit dan lembah Bengkulu, hidup sebuah komunitas adat yang mengakar kuat dalam sejarah dan kearifan lokal. 

Suku Rejang, yang mendiami sebagian besar wilayah daratan tinggi di provinsi ini, bukan hanya dikenal sebagai suku tertua di Bengkulu, tetapi juga sebagai penjaga warisan budaya dan kepercayaan yang bertahan hingga kini.


Siapa, Di Mana, dan Apa Uniknya Suku Rejang?

Suku Rejang adalah kelompok etnik mayoritas di wilayah Rejang Lebong, Kepahiang, Lebong, dan sebagian Bengkulu Utara. 

Dalam sejarah lisan dan penelitian antropologi, mereka disebut telah mendiami kawasan ini sejak ratusan tahun lalu, bahkan sebelum masa kolonial. 

Bahasa Rejang—yang berbeda dari bahasa Melayu dan masuk dalam rumpun Austronesia—menjadi identitas utama mereka yang mempertegas eksistensi budaya yang khas dan terpisah.

Dalam keseharian, masyarakat Rejang mempraktikkan adat yang kuat, mulai dari sistem kekerabatan, pembagian peran dalam komunitas, hingga tata cara bermusyawarah yang disebut “besendi.” 

Semua itu membentuk struktur sosial yang hingga kini masih hidup, meskipun perlahan bersentuhan dengan kehidupan modern.


Dari Animisme ke Islam: Jejak Kepercayaan yang Melekat

Sebelum masuknya agama besar, masyarakat Rejang hidup dalam sistem kepercayaan animisme—mempercayai kekuatan roh nenek moyang, alam, dan benda-benda tertentu sebagai bagian dari kehidupan. 

Sisa-sisa sistem ini masih bisa ditemui dalam tradisi pengobatan, pemanggilan arwah, dan ritual penyucian tanah.

Seiring waktu, khususnya pada masa penyebaran Islam di Sumatra, kepercayaan ini mengalami transformasi. 

Agama Islam diterima dan dipraktikkan secara luas, namun tidak menghapus sepenuhnya kepercayaan lama. 

Akibatnya, berkembanglah praktik spiritual yang sinkretik—campuran antara Islam dan tradisi lokal. 

Misalnya, dalam prosesi pernikahan adat Rejang, masih ditemukan ritual seperti berarak pengantin disertai doa-doa lokal yang tidak sepenuhnya Islami, tetapi tetap dijalankan sebagai bagian dari adat.

Suku Rejang: Menyusuri Akar Budaya dan Kepercayaan Leluhur Bengkulu
Masyarakat Suku Rejang (Sumber: Kompas Regional)

Kebudayaan Rejang: Hidup dalam Tarian, Pakaian, dan Lisan

Budaya Suku Rejang tidak hanya soal kepercayaan, tetapi juga ekspresi artistik. Tarian Andun, yang dulunya digunakan sebagai ajang pencarian jodoh bagi pemuda dan gadis desa, kini menjadi warisan seni yang ditampilkan dalam festival dan acara pemerintahan. 

Iringan musik tradisional seperti dol dan serunai mengiringi langkah tari yang serentak dan berirama.

Selain itu, pakaian adat Rejang untuk pengantin atau upacara resmi memancarkan keindahan ragam hias lokal, lengkap dengan aksesoris seperti kalung emas dan penutup kepala khas. 

Dalam hal literasi, masyarakat Rejang memiliki tradisi “pabaso” atau sastra lisan, yang berisi pantun, cerita rakyat, hingga petuah leluhur. Namun, modernisasi tidak bisa dibendung. 

Masuknya pendidikan formal, media sosial, dan gaya hidup urban perlahan menggeser perhatian generasi muda dari nilai-nilai adat.

Pelestarian yang Tidak Boleh Hanya Jadi Wacana

Beberapa komunitas lokal mulai merintis kelas bahasa Rejang dan pelatihan seni tradisional untuk anak-anak, sebagai bentuk tanggapan terhadap kekhawatiran tersebut. 

Pemerintah daerah pun menggagas integrasi kurikulum budaya lokal dalam pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah dasar.


Identitas yang Perlu Dijaga, Bukan Sekadar Diingat

Suku Rejang bukan sekadar salah satu etnik di Bengkulu. Ia adalah potret bagaimana budaya dan kepercayaan bisa hidup berdampingan, berubah namun tetap berakar. 

Di tengah laju modernisasi, penting bagi semua pihak—pemerintah, akademisi, dan masyarakat adat sendiri—untuk tidak hanya mengenang, tetapi menghidupkan kembali nilai-nilai yang membentuk Suku Rejang sebagai penjaga jati diri bangsa.


(Artikel ini ditulis oleh Arina)
Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang