Jasa Digital Marketing UMKM

Jasa Press Release Portal Berita

Pro dan Kontra Penggunaan Gadget di Lingkungan Sekolah


Gambar Gatget (Sumber: Unplash)


Wayah Sinau - Di era digital seperti sekarang, gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk di kalangan pelajar.

 Mulai dari smartphone, tablet, hingga laptop, perangkat ini kerap dibawa ke sekolah dengan berbagai alasan—untuk belajar, mencari informasi, atau sekadar hiburan. 

Namun, kehadiran gadget di lingkungan sekolah terus memicu perdebatan: apakah lebih banyak manfaatnya atau justru membawa dampak negatif?


Pro: Mendukung Pembelajaran Digital

Salah satu argumen utama yang mendukung penggunaan gadget di sekolah adalah fungsinya sebagai alat bantu belajar. Di tengah perkembangan kurikulum berbasis teknologi, banyak materi pembelajaran yang kini tersedia secara daring. Aplikasi pembelajaran seperti Google Classroom, Quipper, dan Ruangguru memungkinkan siswa mengakses tugas, materi, dan ujian dengan lebih fleksibel.


Gadget juga memungkinkan guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan kreatif. Misalnya, penggunaan video edukatif, simulasi sains, atau kuis daring dapat meningkatkan minat belajar siswa. Dalam konteks ini, gadget bukan hanya alat hiburan, tetapi juga jembatan menuju pembelajaran yang lebih dinamis dan relevan dengan zaman.


Pro: Akses Informasi Lebih Cepat

Di sisi lain, gadget memberikan akses cepat ke informasi. Siswa dapat mencari referensi tambahan untuk tugas atau menjelajahi topik yang menarik minat mereka hanya dalam hitungan detik. Hal ini mendukung tumbuhnya kemandirian belajar dan memperluas cakrawala berpikir siswa. Di era informasi ini, kemampuan untuk mencari, menyaring, dan memahami informasi menjadi kompetensi penting, dan gadget bisa menjadi alat yang mendukung pengembangan kompetensi tersebut.


Lingkungan sekolah (Sumber: Pinterest)


Pro: Kesiapan Menghadapi Dunia Kerja Digital

Penggunaan gadget sejak dini di lingkungan sekolah juga dapat melatih literasi digital siswa. Mereka belajar menggunakan aplikasi pengolah kata, presentasi, spreadsheet, dan platform komunikasi digital—keterampilan yang sangat dibutuhkan di dunia kerja modern. Sekolah yang mampu memfasilitasi penguasaan teknologi sejak bangku pendidikan memberikan bekal penting bagi siswanya untuk menghadapi tantangan global.



Kontra: Potensi Gangguan Konsentrasi

Namun, tak sedikit pula yang menilai bahwa penggunaan gadget di sekolah justru mengganggu proses belajar. Banyak siswa yang terdistraksi oleh media sosial, game online, atau konten hiburan lainnya saat pelajaran berlangsung. Alih-alih fokus, perhatian mereka justru terpecah.


Gangguan ini tidak hanya berdampak pada performa akademik individu, tetapi juga dapat mengganggu suasana kelas secara keseluruhan. Tidak sedikit guru yang mengeluhkan sulitnya mengontrol penggunaan gadget di kelas tanpa regulasi yang ketat.


Kontra: Risiko Penyalahgunaan

Selain itu, penggunaan gadget juga membuka potensi penyalahgunaan seperti plagiarisme, menyontek saat ujian, atau bahkan perundungan siber (cyberbullying). Siswa yang tidak dibekali etika digital yang baik berisiko menggunakan teknologi secara tidak bertanggung jawab. Hal ini menunjukkan bahwa akses terhadap teknologi harus diimbangi dengan pendidikan karakter dan literasi digital yang memadai.


Kontra: Ketimpangan Akses

Aspek lain yang kerap luput dari perhatian adalah ketimpangan akses. Tidak semua siswa memiliki gadget yang memadai atau akses internet stabil. Jika sekolah mewajibkan penggunaan gadget dalam pembelajaran tanpa menyediakan fasilitas yang setara untuk semua, justru akan menciptakan kesenjangan baru di antara siswa. Ini dapat menimbulkan rasa rendah diri atau ketertinggalan di kalangan siswa yang kurang mampu.



Mencari Titik Tengah: Solusi Ideal

Daripada melarang sepenuhnya atau membebaskan tanpa aturan, solusi ideal adalah mengatur penggunaan gadget dengan bijak. Sekolah perlu membuat kebijakan yang jelas dan tegas mengenai kapan dan bagaimana gadget boleh digunakan. Misalnya, gadget hanya boleh digunakan saat pelajaran tertentu, dengan pengawasan guru, atau dalam kegiatan belajar berbasis proyek.


Pelibatan orang tua juga penting untuk memastikan bahwa penggunaan gadget di sekolah tidak disalahgunakan. Kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan siswa akan menciptakan ekosistem belajar yang seimbang antara teknologi dan kedisiplinan.



(Artikel ini ditulis oleh Jenia)

Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang