Mengapa Harimau Sumatra Terancam Punah?
![]() |
Harimau Sumatra (Sumber: Unsplash) |
Wayah Sinau - Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) adalah satu-satunya subspesies harimau yang masih bertahan di Indonesia.
Sebagai fauna endemik Pulau Sumatra, harimau ini kini menghadapi ancaman serius dari berbagai sisi: mulai dari kerusakan habitat, perburuan liar, hingga konflik dengan manusia.
Menurut Daftar Merah IUCN, harimau Sumatra telah masuk dalam kategori Critically Endangered, dengan populasi yang diperkirakan kurang dari 400 ekor di alam liar.
Krisis Habitat: Rumah yang Kian Menyempit
Pulau Sumatra dulunya diselimuti hutan hujan tropis yang lebat dan luas. Namun, alih fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit, pertambangan, dan permukiman telah menyebabkan fragmentasi habitat yang parah.
Harimau membutuhkan wilayah jelajah yang luas untuk berburu dan berkembang biak. Ketika habitatnya terpecah-pecah dan menyempit, peluang mereka untuk bertahan hidup ikut menyusut.
Perburuan dan Perdagangan Gelap: Ancaman Langsung
Perburuan liar terus menjadi masalah besar. Harimau diburu untuk diambil kulit, taring, dan tulangnya, yang memiliki nilai tinggi di pasar gelap internasional. Meskipun ada hukum yang melarang, implementasi dan pengawasan masih lemah.
Selain itu, konflik manusia dan harimau sering kali berakhir tragis. Saat wilayah harimau bertumpang tindih dengan kawasan pemukiman, harimau dianggap sebagai ancaman dan dibunuh sebelum solusi damai dicari.

Harimau Sumatra (Sumber: Unsplash)
Pelestarian dan Perawatan: Harapan yang Masih Ada

Berbagai upaya konservasi telah dilakukan oleh pemerintah, NGO, dan pihak swasta. Di taman nasional seperti Bukit Barisan Selatan dan Kerinci Seblat, kamera jebak dan patroli rutin digunakan untuk memantau populasi.
Pusat rehabilitasi seperti Barumun Sanctuary juga berperan dalam penangkaran semi-liar dan perawatan satwa liar yang terluka atau kehilangan induk.
Peran Harimau dalam Ekosistem
Harimau Sumatra bukan sekadar hewan ikonik, ia adalah apex predator yang menjaga keseimbangan populasi mangsa seperti babi hutan dan rusa.
Tanpa mereka, rantai makanan terganggu dan bisa menyebabkan kerusakan ekosistem hutan.
Menurut seorang ahli ekologi satwa liar, "Kehilangan harimau berarti kehilangan pengatur alami populasi mangsa. Ini berdampak langsung pada kesehatan hutan."
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Pelestarian tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak. Diperlukan kolaborasi lintas sektor, mulai dari kebijakan tegas, partisipasi masyarakat, hingga edukasi sejak dini tentang pentingnya melestarikan fauna langka.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan:
Tidak membeli produk dari satwa liar
Mendukung program adopsi satwa atau donasi ke lembaga konservasi
Menyebarkan informasi yang benar dan edukatif
Jika hutan adalah rumah, maka harimau adalah penjaganya. Dan saat sang penjaga terancam, seluruh sistem pun ikut goyah.
(Artikel ini ditulis oleh Arina)