Gaya Belajar Generasi Z yang Harus Diketahui Guru
Wayah Sinau - Dunia pendidikan tidak lagi sama. Di tengah kemajuan teknologi, para guru kini berhadapan dengan peserta didik yang lahir dan tumbuh dalam lingkungan serba digital—mereka adalah Generasi Z. Kebiasaan, cara berpikir, dan gaya belajar mereka pun jauh berbeda dari generasi sebelumnya.
Bagi guru, memahami karakter belajar Gen Z bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Tanpa penyesuaian, proses belajar mengajar bisa terasa hambar, membosankan, bahkan kehilangan arah
Generasi Z: Siapakah Mereka?
Generasi Z biasanya merujuk pada mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga awal 2010-an. Mereka tidak pernah merasakan hidup tanpa internet. Sejak kecil, Gen Z sudah terbiasa dengan gawai, media sosial, dan informasi serba cepat. Hal ini membuat cara mereka menyerap pengetahuan menjadi sangat berbeda dibanding siswa di masa lalu.
Jika dulu siswa duduk diam mendengarkan ceramah guru selama berjam-jam, Gen Z justru lebih nyaman dengan konten visual singkat, diskusi dinamis, dan pengalaman belajar yang melibatkan teknologi.
![]() |
Gaya belajar Gen Z(Sumber:Young On Top) |
Karakteristik Gaya Belajar Gen Z
Apa sebenarnya yang membedakan gaya belajar Gen Z dengan generasi lainnya? Beberapa ciri mencolok antara lain:
• Responsif terhadap Visual
Infografis, video animasi, hingga presentasi interaktif lebih mudah dicerna ketimbang teks panjang yang monoton.
• Butuh Keterlibatan Aktif
Mereka senang terlibat langsung dalam pembelajaran, bukan hanya sebagai pendengar. Simulasi, eksperimen, atau proyek kelompok menjadi sarana belajar favorit.
• Pendekatan Personal
Gen Z menyukai materi yang bisa disesuaikan dengan minat dan kemampuan mereka. Fleksibilitas dalam tugas dan gaya penyampaian sangat dihargai.
• Terbiasa dengan Kecepatan
Informasi instan membuat mereka terbiasa mendapatkan jawaban dengan cepat. Jika terlalu lama menunggu, mereka bisa kehilangan minat.
• Tantangan bagi Guru di Era Gen Z
Perubahan ini tentu membawa tantangan tersendiri. Banyak guru merasa kewalahan menghadapi siswa yang tampak selalu ingin “cepat dan praktis”. Belum lagi soal distraksi—gadget, notifikasi, dan media sosial seakan tak pernah berhenti memanggil perhatian siswa.
Selain itu, Gen Z cenderung berpikir kritis dan tidak ragu bertanya “kenapa harus belajar ini?”. Jika guru tidak mampu menjelaskan relevansi pelajaran dengan kehidupan nyata, siswa bisa kehilangan motivasi.
Strategi Mengajar yang Efektif
Lalu, bagaimana guru bisa menjawab tantangan ini? Beberapa pendekatan berikut bisa menjadi solusi:
• Manfaatkan Teknologi Secara Positif
Gunakan aplikasi pembelajaran, kuis digital, atau video interaktif sebagai bagian dari proses belajar.
• Buat Kegiatan Kolaboratif
Proyek kelompok, diskusi kelas, atau simulasi sosial dapat membantu siswa belajar dari satu sama lain dan merasa lebih terlibat.
• Ciptakan Suasana yang Relevan
Kaitkan materi dengan isu-isu kekinian yang dekat dengan dunia mereka. Konteks ini membantu siswa memahami pentingnya apa yang mereka pelajari.
• Berikan Umpan Balik Cepat dan Spesifik
Hindari evaluasi yang terlalu lama. Berikan komentar yang jelas dan membangun agar mereka tahu apa yang harus ditingkatkan.
Saatnya Guru Bergerak Bersama Zaman
Mengajar Generasi Z bukan berarti harus menjadi ahli teknologi atau berubah total. Tapi guru perlu membuka diri terhadap pendekatan baru dan lebih memahami dunia siswa. Dengan menyusun metode belajar yang relevan, fleksibel, dan manusiawi, proses pendidikan bisa berjalan lebih bermakna.
Generasi Z tidak menuntut guru yang sempurna—mereka butuh guru yang mau belajar, berkembang, dan hadir sebagai pendamping dalam perjalanan mereka. Karena sejatinya, pendidikan yang baik bukan hanya tentang mengajar, tapi tentang menginspirasi.
(Artikel ini ditulis oleh Jenia)