Jasa Digital Marketing UMKM

Jasa Press Release Portal Berita

Suku Bonerate: Tradisi Agraris dan Budaya Kepercayaan Mereka

Suku Bonerate: Tradisi Agraris dan Budaya Kepercayaan Mereka
(Sumber: Wikipedia)

Wayah Sinau
 - Pulau Bonerate, yang terletak di wilayah paling selatan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, menjadi rumah bagi salah satu kelompok etnis Nusantara yang jarang disebut dalam diskusi publik: Suku Bonerate

Dengan jumlah populasi yang tidak sebesar suku-suku besar lainnya, komunitas ini tetap mempertahankan identitas budayanya yang kuat melalui sistem agraris tradisional dan kepercayaan lokal yang berakar pada alam serta nilai leluhur.


Siapa Suku Bonerate dan Di Mana Mereka Berasal?

Suku Bonerate merupakan kelompok etnis yang mendiami Pulau Bonerate, salah satu pulau utama dalam gugusan Taman Nasional Takabonerate. 

Secara administratif, mereka berada dalam wilayah Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar.

Masyarakat Bonerate dikenal sebagai masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup dari laut dan hasil pertanian. 

Kegiatan utama mereka antara lain menanam padi, jagung, dan umbi-umbian di ladang-ladang tradisional serta melaut menggunakan perahu layar kecil yang dibuat secara turun-temurun.


Sistem Kepercayaan: Antara Tradisi Leluhur dan Islam

Sebelum pengaruh agama Islam masuk secara luas, sistem kepercayaan suku Bonerate bersandar pada kepercayaan animisme dan dinamisme

Mereka memuja roh-roh leluhur dan kekuatan alam sebagai penjaga harmoni kehidupan.

Praktik ini masih terlihat dalam beberapa upacara adat, seperti ritual tolak bala dan pemberkatan hasil panen yang dipimpin oleh tokoh adat setempat. 

Dalam ritual tertentu, masyarakat membawa sesaji berupa hasil bumi dan simbol-simbol sakral lainnya ke lokasi yang dianggap keramat.

Meski mayoritas masyarakat Bonerate saat ini telah memeluk Islam, beberapa nilai dan ritual lokal tetap dipertahankan sebagai bagian dari identitas budaya. 

Proses islamisasi yang berlangsung secara bertahap memungkinkan terjadinya asimilasi kultural tanpa menghapus akar tradisi.


Struktur Sosial dan Tradisi Gotong Royong

Masyarakat Bonerate memiliki struktur sosial yang relatif egaliter, di mana keputusan komunitas seringkali diambil secara kolektif melalui musyawarah. 

Gotong royong menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama saat membangun rumah, membuka ladang, atau menyelenggarakan acara adat.

Rumah adat Bonerate biasanya dibangun di atas tiang dan menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu dan daun rumbia. 

Bentuk dan susunannya mencerminkan keterkaitan mereka dengan lingkungan serta nilai-nilai kesederhanaan.

Suku Bonerate: Tradisi Agraris dan Budaya Kepercayaan Mereka
Kabupaten Kepulauan Selayar (Sumber: Wikiwand)

Seni, Bahasa, dan Pelestarian Budaya

Bahasa Bonerate, yang merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia, masih digunakan dalam komunikasi harian, meskipun telah bercampur dengan Bahasa Indonesia di ranah pendidikan dan pemerintahan. 

Dalam seni, suku ini memiliki tradisi lisan berupa pantun, nyanyian ritual, dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun.

Suku Bonerate menyimpan warisan budaya yang penting, namun potensi mereka terancam oleh minimnya dokumentasi dan ketertarikan dari luar.

Dukungan pendidikan dan pelestarian berbasis komunitas adalah kunci menjaga keberlanjutan identitas suku-suku kecil di Indonesia.


Tantangan Modernisasi dan Arah Ke Depan

Seperti komunitas adat lainnya, Suku Bonerate menghadapi tantangan besar di era globalisasi. 

Arus modernisasi, media sosial, serta perubahan iklim perlahan memengaruhi pola hidup mereka. 

Ketergantungan terhadap teknologi dan bahan impor juga menggeser pola produksi tradisional.

Namun, di sisi lain, muncul generasi muda Bonerate yang mulai sadar akan pentingnya merawat budaya. 

Beberapa di antaranya mulai merekam cerita-cerita rakyat atau membuat konten edukatif tentang kehidupan sukunya di media sosial.

Jejak Tradisi dalam Arus Zaman

Suku Bonerate bukan hanya bagian dari keragaman etnis di Indonesia, tetapi juga cermin ketahanan budaya dalam menghadapi zaman. 

Tradisi agraris, sistem kepercayaan lokal, serta nilai-nilai kebersamaan yang mereka pegang adalah pelajaran penting tentang harmoni antara manusia dan alam.

Upaya pelestarian budaya Bonerate membutuhkan perhatian kolektif, baik dari dalam komunitas itu sendiri maupun dari pihak luar yang peduli pada keanekaragaman budaya bangsa.

Dalam keberlanjutan tradisi itulah, identitas Suku Bonerate akan tetap hidup, melintasi waktu dan zaman.



(Artikel ini ditulis oleh Arina)
Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang