Jasa Digital Marketing UMKM

Jasa Press Release Portal Berita

7 Tradisi Unik Indonesia yang Wajib Dilestarikan

7 Tradisi Unik Indonesia yang Wajib Dilestarikan

Tradisi daerah tak hanya jadi warisan, tapi juga jendela menuju kearifan lokal Indonesia. Dari Papua sampai Sumatra Barat, inilah tujuh tradisi yang bakal bikin kamu geleng-geleng kagum.

Kalau bicara soal keanekaragaman budaya, Indonesia jelas nggak main-main. Bayangin aja, dari Sabang sampai Merauke, ada ratusan suku bangsa dengan kebiasaan, bahasa, hingga ritual yang beda-beda.


Tapi di balik keragaman itu, ada tujuh tradisi yang benar-benar unik—bahkan bisa dibilang nggak ada duanya di dunia.


Tradisi-tradisi ini bukan cuma soal adat semata, tapi juga menyimpan makna filosofis yang dalam. Nah, berikut ini adalah tujuh di antaranya. Siap-siap dibuat takjub, ya!


1. Bakar Batu – Papua

Kita mulai dari Timur Indonesia. Tradisi bakar batu merupakan upacara adat suku Dani di Lembah Baliem, Papua.


Sesuai namanya, batu sungguhan dibakar hingga membara, lalu digunakan untuk memasak daging babi, umbi-umbian, dan sayur di lubang tanah besar.

Tapi ini bukan soal masak-memasak biasa, lho.


Prosesnya melibatkan seluruh kampung, mulai dari pria dewasa yang menyiapkan batu, wanita yang menyiapkan makanan, hingga anak-anak yang ikut membantu.


Tradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur, penyambutan tamu penting, atau merayakan kelahiran. Intinya? Semua makan bareng, bahagia bareng.


2. Kerik Gigi – Suku Mentawai, Sumatra Barat

Pernah dengar soal kerik gigi demi kecantikan? Bagi wanita suku Mentawai, gigi runcing bukan cuma hiasan, tapi lambang kesempurnaan. Prosesnya? Wah, cukup ekstrem.


Gigi digerinda manual menggunakan alat tradisional, tanpa bius, dan dilakukan oleh tetua adat.


Tapi jangan salah, ini bukan sekadar ritual estetika. Kerik gigi dipercaya membersihkan hati dan pikiran dari sifat negatif.


Dalam budaya mereka, cantik itu bukan soal tampilan fisik aja, tapi juga harmoni batin. Filosofinya dalam banget, ya?


3. Pasola – Sumba, Nusa Tenggara Timur

Kalau kamu suka adrenalin, mungkin bakal tertarik dengan tradisi Pasola. Ini adalah pertarungan dua kelompok penunggang kuda yang saling melempar lembing kayu di padang terbuka. Ngeri-ngeri seru!


Dilakukan menjelang musim tanam, Pasola punya fungsi spiritual sebagai penyeimbang hubungan antara manusia dan alam.


Darah yang tumpah dianggap sebagai persembahan bagi leluhur dan lambang kesuburan tanah. Tapi tenang, seiring waktu aturan makin ketat dan alat jadi makin aman.


4. Tiwah – Kalimantan Tengah

Berbeda dengan upacara kematian biasa, suku Dayak Ngaju punya tradisi bernama Tiwah: ritual pemindahan tulang orang yang telah meninggal ke dalam rumah khusus bernama sandung.


Prosesnya bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan, dengan rangkaian doa, musik, tarian, hingga penyembelihan hewan kurban.


Tiwah dilakukan agar arwah leluhur bisa tenang di alam baka dan tidak mengganggu kehidupan duniawi.


Bagi masyarakat Dayak, ritual ini bukan cuma menghormati yang sudah tiada, tapi juga mempererat ikatan antaranggota keluarga dan komunitas.


5. Ruwatan – Jawa Tengah

Ada yang percaya nasib sial bisa ‘ditarik’ lewat pertunjukan wayang? Di tradisi Ruwatan, seseorang yang dianggap punya 'sengkala' (nasib buruk) akan diruwat melalui pementasan wayang kulit oleh dalang khusus.


Nggak sembarang orang bisa diruwat. Biasanya yang diruwat adalah anak tunggal, anak kembar, atau anak kelahiran ‘weton’ tertentu yang dianggap membawa beban nasib.


Prosesi ruwatan diakhiri dengan mandi suci dan pemotongan rambut. Simbolis banget, ya?


6. Larung Sembonyo – Trenggalek, Jawa Timur

Di pantai Prigi, Trenggalek, setiap tahun nelayan mengadakan Larung Sembonyo—tradisi melarung kepala kambing dan hasil bumi ke laut sebagai bentuk rasa syukur dan doa keselamatan.


Uniknya, seluruh desa ikut terlibat dalam prosesi ini. Ada kirab budaya, sesaji, iringan gamelan, hingga tari-tarian.


Tradisi ini jadi bukti bahwa laut bukan sekadar tempat mencari nafkah, tapi juga bagian penting dari spiritualitas masyarakat pesisir.


7. Tabuik – Pariaman, Sumatra Barat

Setiap tanggal 10 Muharram, kota Pariaman mendadak berubah. Masyarakat mengarak replika menara megah (tabuik) ke laut dalam prosesi yang ramai, sakral, dan penuh makna.


Tradisi ini berasal dari syiah yang dibawa imigran India pada abad ke-19 untuk memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad, Imam Husein, di Karbala.


Meski bernuansa Islam, Tabuik telah melebur menjadi budaya lokal yang meriah dan penuh simbol.


Puncaknya adalah saat tabuik dilarung ke laut sebagai tanda pengembalian ruh ke alam baka. Bukan sekadar parade, tapi juga pengingat nilai pengorbanan dan kesetiaan.

7 Tradisi Unik Indonesia yang Wajib Dilestarikan
Tari Legong, Bali (Sumber: Unsplash)

Warisan Budaya yang Patut Dijaga

Tujuh tradisi ini hanyalah sedikit dari ribuan kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Masing-masing punya filosofi, cerita, dan cara tersendiri dalam memaknai hidup.


Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernitas, menjaga tradisi bukan berarti menolak kemajuan, tapi justru menyambung akar supaya kita tahu dari mana asalnya.


Karena sejatinya, identitas bangsa itu bukan hanya soal teknologi atau ekonomi, tapi juga tentang bagaimana kita menghargai dan merawat warisan leluhur.


Jadi, yuk mulai peduli! Mungkin aja, satu hari nanti, kamu bisa ikut langsung menyaksikan (atau bahkan menjalani) salah satu tradisi unik ini.



(Artikel ini ditulis oleh Arina)
Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang