7 Tips Bikin Kesan Pertama yang Tak Terlupakan Saat Interview
Wayah Sinau - Kesan pertama interview kerja bisa jadi momen penentu—baik atau buruknya bisa langsung memengaruhi peluangmu diterima. Faktanya, dalam tujuh detik pertama, pewawancara sudah bisa menyimpulkan citra awal
tentangmu. Maka dari itu, penting untuk memahami bagaimana menciptakan kesan yang positif, profesional, dan membekas dalam ingatan. Berikut ini tujuh
tips wawancara kerja yang bisa membantumu tampil percaya diri dan meninggalkan impresi terbaik.
1. Persiapkan Lebih dari Sekadar Jawaban
Wawancara bukan sekadar ajang tanya-jawab. Di balik itu, ada ekspektasi bahwa kamu datang dengan kesiapan menyeluruh. Mulailah dengan memahami deskripsi pekerjaan, latar belakang perusahaan, dan bahkan gaya komunikasi
khas industri yang kamu lamar. Latihan menanggapi persoalan memanglah berarti tetapi jangan lupakan aspek mental. Cobalah berdiri di depan kaca dan perhatikan bagaimana ekspresi wajahmu saat berbicara. Apakah kamu terlihat gugup, kaku,
atau justru terlalu santai? Kunci menciptakan kesan pertama interview kerja yang positif adalah menunjukkan bahwa kamu tahu apa yang kamu bicarakan dan siap secara emosional.
2. Penampilan yang Mencerminkan Profesionalisme
Penampilan bukan segalanya, tapi ia adalah hal pertama yang dilihat pewawancara. Apa yang kamu kenakan bisa berbicara lebih cepat daripada
kata-kata. Gunakan pakaian yang rapi, bersih, dan sesuai dengan budaya kerja perusahaan. Untuk perusahaan konservatif, seperti firma hukum atau bank,
blazer dan kemeja adalah pilihan aman. Sedangkan untuk start-up atau industri kreatif, pakaian semi-formal yang simpel tapi elegan bisa menjadi pilihan yang tepat.
Hindari aksesoris berlebihan, warna mencolok, atau gaya rambut yang terlalu eksperimental. Penampilan yang profesional membantu menyampaikan sinyal bahwa kamu adalah seseorang yang siap masuk ke dunia kerja.
3. Bahasa Tubuh yang Positif
Bahasa tubuh merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang sangat kuat dalam membentuk kesan. Saat pertama kali duduk di hadapan pewawancara, duduklah tegak, tenang, dan hindari menyilangkan tangan yang
bisa terkesan defensif. Tatap mata lawan bicara saat mendengarkan atau menjawab pertanyaan. Tersenyumlah—bukan senyum basa-basi, tapi senyum yang menunjukkan ketulusan dan keterbukaan. Hindari gerakan kecil yang
menandakan kegelisahan, seperti memainkan pulpen atau mengetuk-ngetuk meja. Bahasa badan yang baik menampilkan kalian yakin diri serta bisa mengatur diri, 2 perihal berarti dalam panduan wawancara kerja yang berhasil
4. Perkenalan yang Meyakinkan
Momen ketika kamu menyapa dan memperkenalkan diri bisa jadi titik balik dalam wawancara. Gunakan nada suara yang tenang, tapi jelas dan tegas. Jabat
tangan (jika relevan) dengan mantap, dan tunjukkan senyum hangat. Perkenalan yang singkat namun padat—seperti menyebut nama, posisi yang dilamar, serta
rasa antusiasme—akan memberikan nuansa profesional dan sopan. Kalimat sederhana seperti “Selamat pagi, saya Rahma. Terima kasih atas kesempatannya” bisa memberikan kesan bahwa kamu siap secara personal dan menghargai prosesnya.
5. Komunikasi yang Efektif dan Taktis
Kemampuan berkomunikasi menjadi kunci utama dalam menciptakan interaksi yang positif selama wawancara. Dengarkan pertanyaan dengan saksama, jangan terburu-buru menjawab, dan jangan memotong pembicaraan. Saat menjawab,
usahakan menggunakan struktur STAR (Situation, Task, Action, Result) yang membantu menyampaikan cerita secara runtut dan logis. Gunakan bahasa yang lugas dan hindari kalimat bertele-tele. Komunikasi efektif bukan berarti kamu
harus bicara banyak, tapi kamu mampu menjelaskan sesuatu dengan ringkas, relevan, dan penuh makna. Hal ini akan menunjukkan kedewasaan berpikir dan kemampuan menyusun ide dengan jelas.
6. Antusiasme yang Tulus dan Terukur
Pewawancara bisa membedakan antara orang yang hanya butuh pekerjaan dengan yang benar-benar ingin menjadi bagian dari perusahaan. Tunjukkan
antusiasme dengan menyampaikan motivasi dan alasan personal mengapa kamu melamar posisi tersebut. Bicara tentang hal yang membuatmu
tertarik—baik dari sisi budaya perusahaan, proyek yang sedang dikerjakan, maupun visi jangka panjangnya. Hindari menggunakan kata-kata klise atau
pujian berlebihan. Ketulusan dan semangat yang terukur akan lebih mudah diterima dibanding antusiasme yang terkesan dipaksakan.
7. Akhiri dengan Kesan Profesional
Penutupan sesi interview sama pentingnya dengan pembukaan. Jangan buru-buru bangkit begitu wawancara selesai. Ucapkan terima kasih atas
waktunya, dan sampaikan bahwa kamu sangat menghargai kesempatan tersebut. Jika ditawari untuk mengajukan pertanyaan, jangan menolak. Siapkan
satu atau dua pertanyaan ringan, seperti mengenai gaya kerja tim atau tahapan rekrutmen berikutnya.
Ini menunjukkan bahwa kamu aktif dan tertarik. Penutupan yang tenang dan elegan bisa meninggalkan kesan terakhir yang positif dan kuat.
![]() |
Kandidat kerja muda berjabat tangan dengan pewawancara untuk menciptakan kesan pertama yang positif saat interview |
FAQ Seputar Kesan Pertama Interview Kerja
Apa saja yang memengaruhi kesan pertama saat interview?
Hal-hal seperti penampilan, bahasa tubuh, sapaan pertama, hingga cara kamu menjawab pertanyaan semuanya turut membentuk kesan pertama yang kuat.
Bagaimana cara memperkenalkan diri yang baik saat interview?
Gunakan perkenalan singkat dan padat. Sebutkan nama, posisi yang dilamar, dan ekspresikan antusiasme. Jangan lupa kontak mata dan senyum hangat.
Apa itu metode STAR dalam wawancara kerja?
Metode STAR adalah teknik menjawab pertanyaan berbasis pengalaman dengan urutan: Situation, Task, Action, Result. Efektif untuk jawaban yang runtut.
Kenapa penting mengajukan pertanyaan di akhir interview?
Karena ini menunjukkan bahwa kamu benar-benar peduli dan ingin tahu lebih jauh tentang peran dan perusahaan. Ini juga membuatmu lebih menonjol.
Menciptakan kesan pertama saat interview kerja bukanlah kebetulan, tapi hasil dari serangkaian pilihan sadar—bagaimana kamu mempersiapkan diri, bersikap,
berbicara, dan bahkan berpakaian. Ketujuh tips wawancara kerja di atas bisa menjadi bekal awal untuk tampil meyakinkan dan memenangkan hati
pewawancara. Jadi, jangan anggap remeh tujuh detik pertama. Gunakan setiap momen dengan penuh kesadaran dan kendali.