Jasa Digital Marketing UMKM

Jasa Press Release Portal Berita

4 Tempat Kuliner Legendaris di Yogyakarta Sejak Tahun 80-an

Kuliner Legendaris di Yogyakarta Sejak Tahun 80-an

Wayah Sinau - Yogyakarta, kota budaya yang tak pernah kehilangan pesonanya, selalu menyimpan cerita di balik aroma dapur tradisional. Dari jalanan utama hingga 

gang sempit, ada tempat-tempat makan legendaris yang setia melayani pelanggannya sejak tahun 80-an. Tidak semata-mata soal rasa, kuliner ini pula menaruh

kenangan masa kecil, cerita masa kuliah, sampai cerita cinta yang terukir di meja-meja kayu tua.  Penasaran di mana saja tempat kuliner legendaris itu? Yuk, kita telusuri bersama!


1. Gudeg Yu Djum – Rasa Klasik Sejak 1985

Kalau bicara tentang masakan khas Yogyakarta tempo dulu, Gudeg Yu Djum pasti menjadi daftar utama. Berdiri sejak 1985, warung sederhana di Jalan Wijilan ini 

konsisten menyajikan gudeg khas Jogja dengan rasa manis legit yang khas, dipadukan dengan krecek pedas dan telur pindang.

Resep ini sudah turun dari generasi ke generasi, tak berubah sejak zaman simbah, ujar Mbak Rini, cucu pendiri Gudeg Yu Djum.

Gudeg Yu Djum jadi langganan para pejabat, turis dalam negeri sampai mancanegara, serta mahasiswa rantau yang rindu 

citarasa rumah. Aroma daun jati yang membungkus gudeg tetap setia menguar dari dapur tradisionalnya, membuat siapa pun betah berlama-lama.


2. Sate Klatak Pak Bari – Sensasi Sederhana dari Tahun 1980

Tidak jauh dari Pasar Jejeran, Bantul, berdiri warung sate simpel Sate Klatak Pak Bari. Sejak 1980, warung ini melayani penggemar sate kambing dengan cara yang 

unik—menggunakan tusuk besi jeruji sepeda dan hanya dibumbui garam serta merica. Simpel, tapi nikmatnya luar biasa. Sampai sekarang, konsep dapur terbuka 

dengan tungku arang masih dipertahankan. Tak heran, Sate Klatak Pak Bari menjadi destinasi kuliner ikonik, bahkan muncul di film "Ada Apa dengan Cinta 2".


3. Es Buah PK – Penyegar Legendaris Sejak 1984

Di Jalur Pakuningratan, terdapat kedai es buah legendaris yang telah eksis semenjak 1984 Es Buah PK. Tempat ini populer di golongan mahasiswa, pekerja kantoran, apalagi 

wisatawan sebagai pelepas dahaga terbaik setelah panas-panasan di Jogja. Menu favoritnya adalah es buah segar berisi kelapa muda, alpukat, nangka, cincau, tape, 

dan sirup merah klasik. Tidak ada pemanis buatan—semuanya alami dan otentik. Kombinasi buah segar lokal dan es serut homemade membuat rasa es buah ini tetap konsisten seperti tiga dekade lalu.


4. Soto Kadipiro – Hangatnya Sejak 1921, Tetap Ramai di Era 80-an

Meski berdiri sejak 1921, popularitas Soto Kadipiro memuncak di era 80-an. Soto ini menjadi menu sarapan favorit buruh, pelajar, dan pegawai negeri kala itu.

Soto bening khas Yogyakarta ini disajikan dengan daging ayam kampung, seledri, bawang goreng, serta sambal pedas. Rasanya tetap sama sejak dulu.

Warung ini masih mempertahankan meja-meja kayu lama, dinding putih polos, dan papan nama sederhana yang membuat nuansa jadul begitu terasa.


Kuliner Legendaris Tempo Dulu di Yogyakarta Sejak Tahun 80-an
Tempat kuliner legendaris di Yogyakarta sejak tahun 80-an (Sumber kompas)

Mengapa Kuliner Tempo Dulu Ini Tetap Bertahan?

Keempat tempat makan legendaris ini bukan sekadar menyajikan makanan, melainkan juga membangkitkan memori indah masa lampau. Untuk pelanggan lama,

rasa yang konsisten mengingatkan masa muda dan kebersamaan keluarga. Bagi generasi baru, suasana klasik dan nuansa jadul menjadi daya tarik tersendiri.

Menurut Pak Heru Wibowo, pengamat kuliner Jogja, kekuatan utama dari masakan khas Yogyakarta ini ada pada otentisitas rasa dan nilai sejarahnya.

Selain cita rasa autentik, lokasi yang strategis dan harga terjangkau turut membuat tempat-tempat ini tetap relevan hingga kini. Tak heran bila banyak wisatawan memasukkan tempat ini ke daftar wajib kunjung.


Melihat antusiasme wisatawan muda yang berburu kuliner tempo dulu, bisa dipastikan tempat-tempat legendaris ini tidak akan hilang ditelan zaman. Bahkan, popularitasnya diprediksi akan terus meningkat seiring bertambahnya generasi pecinta masakan khas Yogyakarta.

Jadi, jika kamu berkunjung ke Jogja, jangan hanya berburu cafe kekinian. Sempatkan mencicipi warisan rasa klasik ini—sebuah pengalaman kuliner yang tak ternilai!

Artikel ini ditulis oleh Ika Kurnia Sari, Team Internship Wayah Sinau Web ID
Paket Outbound Perusahaan di Batu Malang